WahanaNews-Tanjunglesung | Imlek tahun ini jatuh pada 1 Februari 2022. Ada beberapa tradisi Imlek yang dilakukan di beberapa negara jelang perayaan Hari Raya Imlek.
Kalau di Indonesia, masyarakat yang merayakan Imlek biasanya akan berdoa, berkumpul bersama keluarga, berbagi angpao, memakai warna merah, hingga mencicipi hidangan khas.
Baca Juga:
Aksi AKP Dadang Guncang Solok Selatan, Hujani Rumah Dinas Kapolres dengan Tembakan
Untuk sebagian besar orang Barat, mereka akan menonton parade di Chinatown, menikmati makanan yang lezat, dan masih banyak lagi ritual dan tradisi khusus Tahun Baru Imlek lainnya.
Imlek menjadi salah satu hari libur terpenting di Asia.
Merangkum dari The Culture Trip, Minggu (18/1/2022), berikut beberapa ritual dan tradisi masyarakat di seluruh dunia saat merayakan Hari Raya Imlek.
Baca Juga:
OTT KPK Bengkulu, Calon Gubernur Petahana Dibawa dengan 3 Mobil
Tradisi Imlek di berbagai negara
Berkumpul dengan keluarga dan teman-teman
Seperti banyak hari libur besar, Tahun Baru Imlek biasanya menjadi waktu bersama keluarga dan teman-teman.
Tradisi ini sangat penting sehingga perjalanan saat Tahun Baru Imlek setiap tahun disebut-sebut sebagai 'migrasi manusia terbesar di dunia', setidaknya sampai sebelum pandemi Covid-19.
Menyiapkan dekorasi berwarna merah dan hiasan khas Imlek
Dekorasi merah yang meriah menghiasi setiap jalan, etalase, dan rumah, menandakan Tahun Baru Imlek sudah dekat.
Diasosiasikan dengan kekayaan dan keberuntungan, dekorasi merah digantung untuk mengusir Nian, monster mirip singa yang takut dengan warna merah, menurut mitologi Tahun Baru Imlek.
Di beberapa daerah di China, hari liburnya disebut juga sebagai Festival Musim Semi, dengan rangkaian bunga cerah dan pohon buah-buahan yang menerangi rumah dan jalan.
Sementara di Korea, ada dekorasi burung bangau yang melambangkan umur panjang, dan burung murai yang melambangkan keberuntungan.
Menggantung gambar Dewa-dewa di Pintu
Dikenal sebagai mén shén dan berasal dari Dinasti Tang, Dewa Pintu adalah penjaga pintu masuk dan merupakan beberapa dewa paling populer bagi orang Tiongkok kuno.
Dewa-dewa ini berpasangan, saling berhadapan, dan dianggap melindungi rumah dari roh jahat. Selama Tahun Baru Imlek, orang-orang memasang foto Dewa di pintu rumah mereka untuk keberuntungan dan melindungi keluarga di tahun mendatang.
Saat Imlek, orang dewasa biasanya memberikan amplop merah atau angpao kepada anak-anak dan mereka yang belum menikah. Paket merah ini berisi hadiah uang tunai yang jumlahnya bervariasi tergantung hubungan pemberi dan penerima.
Untuk perayaan Seollal di Korea, hadiah ini bisa berupa tas merah, atau hadiah uang disertai dengan pesan penyemangat dan berkah keberuntungan untuk tahun baru.
Di Tibet, anak-anak akan membawa hadiah kepada orang tua mereka. Pada pagi pertama di Tahun baru Imlek, anak-anak akan mengenakan pakaian tradisional dan membawa keranjang berisi daging matang, pangsit kukus, buah, manisan, dan roti tradisional untuk diberikan.
Mengunjungi pasar Tahun Baru Imlek
Menjelang Imlek, pasar terbuka akan menjual dekorasi, bungkusan merah, mainan, pakaian, dan pernak-pernik.
Di China Selatan, pasar jalanan dipenuhi dengan bunga dan tanaman pot. Bunga seperti anggrek dan peony sangat populer karena dianggap bisa menguntungkan.
Pasar di ruang terbuka lainnya juga sering dikaitkan dengan Tahun Baru Imlek. Saat pameran kuil, biasanya ada manisan, gulungan doa, dan dupa.
Menonton tarian tradisional atau pertunjukan kembang api
Di beberapa negara, Tahun Baru Imlek tidak akan lengkap tanpa kembang api. Di China, petasannya dibuat dari gulungan kertas merah berisi bubuk mesiu yang ketika dinyalakan, akan meninggalkan sobekan kertas merah di belakangnya.
Diyakini bahwa suara keras petasan ini berfungsi untuk menakut-nakuti Nian, monster mirip singa yang menurut legenda akan bangkit dari laut untuk berpesta daging manusia di tahun baru.
Mitologi Nian juga dikaitkan dengan barongsai. Tarian ini adalah salah satu tradisi yang paling dikenal secara global karena sangat menonjol.
Membersihkan rumah sebelum Tahun Baru Imlek
Pada hari-hari menjelang Tahun Baru Imlek, rumah akan dibersihkan secara menyeluruh. Ritual ini diperlukan untuk mengusir kesialan tahun sebelumnya dan mempersiapkan awal yang baru.
Rumah sudah harus bersih sebelum tengah malam, karena membersihkan pada hari pertama tahun baru dianggap terlarang.
Berdoa di pura atau kuil
Orang-orang biasanya mengunjungi kuil pada hari ketiga Tahun Baru Imlek untuk menyalakan dupa dan berdoa kepada dewa. Hal ini dilakukan untuk meminta berkah dan keberuntungan di tahun depan.
Banyak juga kuil besar yang akan menampilkan tarian naga dan singa yang meriah di halaman mereka.
Makan suguhan meriah
Tahun baru tentu tidak lengkap tanpa adanya pesta dan aneka suguhan. Tradisi inilah yang paling bervariasi di berbagai negara.
Di Tiongkok utara, orang-orang akan menyiapkan jiaozi (pangsit). Pangsit yang berbentuk seperti mata uang kuno ini melambangkan keberuntungan untuk tahun baru.
Bagi kelompok Tsagaan Sar di Mongolia, tumpukan kue kering adalah hidangan utama. Kue scone berbentuk bulat panjang disusun untuk membangkitkan Gunung Sumeru, gunung berpuncak lima yang penting bagi agama Hindu, Jain, dan Buddha.
Sementara, orang-orang makan Korea akan menikmati tteokguk (sup kue beras) saat Seollal. Kuahnya yang bening melambangkan awal yang segar dan cerah untuk tahun baru, sementara kue beras yang menyerupai koin menawarkan kemakmuran.
Makanan lain seperti jeruk mandarin, manisan buah-buahan, dan ikan juga sering dimakan, dipajang, atau dihadiahkan di berbagai budaya yang merayakan Tahun Baru Imlek. [rda]