WahanaNews-Tanjunglesung | Saat berada di ruang angkasa, astronot membutuhkan makanan yang cukup untuk menjaga stamina dan kesehatan mereka.
Namun, mengonsumsi makanan saat berada di Bumi dan ruang angkasa tentu tidak sama.
Baca Juga:
Kenang Ryanto Ulil, Brigjen TNI Elphis Rudy: Saya yang Antar Dia Jadi Polisi, Kini Antar ke Peristirahatan Terakhir
Perlu persiapan khusus dan cara yang kreatif untuk makan di ruang angkasa.
Persiapan Makanan untuk Astronot
Baca Juga:
OTT di Bengkulu, KPK Amankan 8 Pejabat dan Sita Sejumlah Uang Tunai
Dilansir dari Kennedy Space Center, makanan untuk astronot NASA disiapkan dan dikemas di Space Food Systems Laboratory di Johnson Space Center, Houston, Texas.
Di sana, astronot memilih makanan yang mereka inginkan untuk misi mereka.
Laboratorium membuat makanan yang bergizi, memastikan kesehatan dan stamina para kru, serta meneliti dan mengembangkan makanan untuk misi jangka panjang hingga lima tahun.
Makanan yang dibawa astronot ke International Space Station (ISS) mengalami proses pengawetan makanan yang disebut pengeringan beku.
Langkah pertama dari proses pengeringan beku adaah pembekuan makanan yang sepenuhnya disiapkan pada suhu sekitar minus 4 derajat Celcius.
Selanjutnya, makanan dimasukkan ke dalam ruang vakum dan dipanaskan hingga kandungan air makanan menyublim atau berubah dari padat (es) menjadi gas (uap air).
Uap air disedot keluar dari ruang vakum dan proses ini diulangi sebanyak yang diperlukan untuk menghilangkan hampir semua kandungan air makanan.
Proses ini membunuh beberapa bakteri dan menghentikan bakteri berkembang biak agar tidak merusak makanan.
Fungsi lain dari pengeringan beku adalah mengurangi berat makanan secara drastis, yang berarti muatan lebih ringan.
Proses umum lainnya yang memastikan makanan ruang angkasa bertahan lama adalah termostabilisasi dan iradiasi.
Termostabilisasi adalah proses memaparkan kaleng atau kantong pada panas dan tekanan tinggi, sedangkan iradiasi memaparkan makanan dan kemasan pada radiasi pengion.
Kedua proses tersebut menghilangkan bakteri yang dapat merusak makanan.
Selain makanan yang dibekukan, para astronot juga dapat makan makanan dalam bentuk alami mereka seperti kacang, granola batangan, permen, kue kering, dan lainnya, yang dikemas ulang di Laboratorium Sistem Pangan Luar Angkasa.
Bagaimana Astronot Makan di Ruang Angkasa?
Makanan ruang angkasa biasanya dikemas dalam kemasan plastik atau kaleng.
Untuk mencegah makanan melayang saat dimakan, kemasan makanan memiliki tempelan Velcro sehingga dapat dilekatkan pada nampan atau meja.
Selain itu, makan di ruang angka membutuhkan peralatan tambahan, yakni gunting.
Gunting digunakan untuk membuka kantong tertutup vakum dan kantong retort tempat makanan ruang angkasa dikemas.
Mengonsumsi makanan dengan cairan, seperti sup, sebenarnya bukan masalah bagi astronot.
Cairan umumnya tetap menempel pada kemasannya dan peralatan yang digunakan untuk memakannya karena adanya tegangan permukaan.
Namun, saat meminum minuman dari kantong, harus menggunakan sedotan khusus.
Sedotannya harus memiliki gesper untuk mencegah cairan mengambang keluar dari sedotan.
Ini berbeda dengan makan sup dalam kemasan, karena ketika air naik ke atas sedotan, permukaannya sangat sedikit untuk dilekati dan bisa hanyut.
Membersihkan Makanan
Setelah selesai makan, pembersihan sedikit berbeda karena tidak ada wastafel di ruang angkasa untuk mencuci tangan.
Para astronot akan menggunakan tisu desinfektan atau memeras air dan sabun cair ke kulit mereka, lalu mengeringkan kelebihan airnya.
Saat membuang kemasan makanan, penting bagi astronot untuk mengonsumsi seluruh makanan mereka.
Ini bukan hanya untuk memastikan mereka mendapatkan kalori yang cukup, tetapi juga untuk mencegah makanan membusuk dan menciptakan sampah yang bau di ISS. [rda]