WahanaNews-Tanjunglesung | Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno bertemu dengan sejumlah investor Global Victory di Melbourne, Australia melakukan presentasi tentang sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia, Jumat (8/4).
Investor tersebut antara lain adalah Chief Executive Officer of Global Victoria Gönül Serbest; Director, School for the Visitor Economy, Victoria University Joanne Pyke; CEO William Angliss Nick Hunt; Regional Director Inner Metropolitan Melbourne at Victorian Department of Jobs, Precincts and Regions Joel Backwell; serta Victorian Commissioner appointed to Southeast Asia Rebecca Hall.
Baca Juga:
Mahkamah Konstitusi Terima 206 Permohonan Sengketa Pilkada Kabupaten hingga Provinsi
"Indonesia merupakan pasar besar dan stabil untuk bisnis. Bahkan sebelum pandemi Covid-19, Indonesia dikunjungi 16 miliar pengunjung asing dengan 198 hingga 220 juta perjalanan domestik dalam setahun," ujar Sandiaga.
Fakta tersebut masih ditambah oleh tarif tahunan hunian kamar yang stabil dan menawarkan berbagai peluang investasi di sektor pariwisata dengan insentif investasi tinggi.
"Kami sangat terbuka untuk investasi pariwisata (FDI dan DDI), selain itu dukungan penuh dari pemerintah melalui penciptaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) serta berbagai kebijakan insentif investasi pariwisata untuk proyek pariwisata skala besar," katanya.
Baca Juga:
ASDP Gandeng Bank Indonesia Perkuat Distribusi Uang Rupiah hingga ke Pelosok Negeri
Pada kesempatan itu, Sandiaga memaparkan besarnya potensi dan peluang di Indonesia, khususnya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang mengedepankan keberlanjutan lingkungan.
Investasi di Indonesia disebut memiliki nilai yang tinggi dengan dukungan yang baik dan stabil untuk bisnis (Credit Rating, Kemudahan Berbisnis) dengan daya saing pariwisata global kelas menengah (TTCI Rank), maupun pembangunan infrastruktur yang mencakup kawasan pariwisata.
Peringkat World Bank untuk tingkat kemudahan berinvestasi di Indonesia tercatat di posisi ke-73 sejak 2019 dan 2020.
Realisasi investasi pariwisata di Indonesia juga terbukti stabil dengan angka US$2,15 miliar di 2020, dan US$1,93 miliar pada 2021 serta US$1,92 miliar di 2022.
Tak sampai di sana, di Indonesia juga tersedia pengurusan perizinan melalui sistem pengiriman tunggal (OSS) online, perizinan usaha yang didasarkan pada tingkat risiko bisnis, serta dukungan insentif dari pemerintah seperti fasilitas bea masuk, tunjangan pajak, maupun pengurangan pajak super.
"Sejumlah investasi yang menjanjikan sejak tahun lalu ada di hotel berbintang, akomodasi jangka pendek, serta pariwisata berbasis resort dengan destinasi favorit ada di Nusa Tenggara Barat, Bali, dan Sumatera Utara," kata Sandiaga.
Berbagai lokasi unggulan pariwisata yang dapat menjadi obyek investasi diantaranya yakni 5 destinasi super prioritas pariwisata seperti Danau Toba, Borobudur, Likupang, Lombok, Mandalika. Lalu, masih ada obyek prioritas pariwisata seperti Bangka Belitung, Gunung Bromo Tengger Semeru, Labuan Bajo, Morotai, dan Raja Ampat.
Sandiaga menyebut, ada sejumlah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata yang bisa bisa menjadi tujuan investasi para investor asing. Antara lain, Tanjung Lesung (Pandeglang), Mandalika (Lombok Tengah), Tanjung Kelayang (Belitung), Morotai (Maluku Utara), Singhasari (Malang), Likupang (Minahasa Utara), Lido (Bogor), Nongsa (Batam).
Di sisi lain, masih ada ada 12 proyek pariwisata sebagai kesempatan investasi, yakni 4 Star Resort & Convention Center (Bangka), Breda Pala Resort (Maluku Tengah), The Dehegila Resort (Pulau Morotai), Toba Resort and Natural Park (Samosir), Tumpak Sewu Leisure Park (Lumajang), Raja Ampat Live on board (Papua), Mandalika Convention Hall Hotel & Resort (Lombok Tengah), Matahora Cottage by the Beach (Wakatobi), Surawaya Beach Marina Area Development (Minahasa Utara), The KelorsGateway Hotels & Villas (Manggarai Barat), serta Transito Hotel & Convention Borobudur (Magelang).
"Target realisasi investasi senilai US$2,45 miliar harus kita capai, sehingga ekonomi bangkit, lapangan kerja terbuka luas. Selama kunjungan kerja di Australia, tak henti-hentinya kami terus melakukan pertemuan dengan berbagai pihak. Bukan hanya sekadar untuk bekerja sama, tetapi juga mendatangkan investasi ke dalam negeri," ujar Sandiaga. [rda]