WahanaNews-Tanjunglesung | Melinjo merupakan tanaman yang tersebar banyak di wilayah Indonesia. Melinjo yang biasa ditanam di perkebunan, bisa juga ditanam di pekarangan rumah.
Apalagi hampir semua bagian tanaman melinjo dapat dimanfaatkan, misalnya daunnya bisa digunakan untuk sayuran, buahnya sebagai bahan dasar pembuatan emping melinjo, serta kayunya bisa digunakan sebagai bahan pembuatan kertas.
Baca Juga:
Mahkamah Konstitusi Terima 206 Permohonan Sengketa Pilkada Kabupaten hingga Provinsi
Tanaman melinjo termasuk kedalam golongan tanaman dengan biji terbuka, tidak terbungkus daging melainkan terbungkus oleh kulit luar.
Perlu kalian tahu bahwa tanaman ini mampu hidup hingga 100 tahun dan bahkan lebih, setidaknya setiap panen bisa menghasilkan 80 hingga 100 kg.
Baca Juga:
ASDP Gandeng Bank Indonesia Perkuat Distribusi Uang Rupiah hingga ke Pelosok Negeri
Syarat Tumbuh Tanaman Melinjo
Syarat tumbuh tanaman melinjo yang pertama adalah Tanah. Tanaman melinjo dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di hampir semua jenis tanah meskipun ditanam pada tanang yang terbilang kurang subur.
Curah hujan yang dibutuhkan sekitar 2500 hingga 3000 mm per tahun. Tanaman melinjo juga mampu hidup pada musim kemarau yang terbilang ekstrim sekalipun.
Sedangkan ketinggian tempat yang baik untuk tanaman ini adalah 1200 mdpl namun produksi akan mencapai maksimal pada ketinggian tidak lebih dari 400 mdpl.
Cara Budidaya Tanaman Melinjo
Untuk mendapatkan hasil yang baik, para petabi melinjo harus memperhatikan kaidah kaidah dalam budidaya tanaman yang satu ini, berikut adalah Cara Budidaya Tanaman Melinjo agar hasil melimpah :
1. Pembibitan dan Penanaman
Ada dua cara proses pembibitan tanaman melinjo, yaitu dengan cara generatif (menggunakan biji) dan cara vegetatif (menggunakan cangkok, setek, sambung dan okulasi).
Secara generatif
Cara generatif bisa tumbuh lama tetapi butuh waktu sekitar 5 – 7 tahun untuk memanennya, terkadang juga memiliki sifat beda dengan induknya serta jenis kelamin baru di ketahui ketika tumbuh.
Pilih biji melinjo yang berkualitas baik dan pilihlah yang masih memiliki warna merah tua jika masih memiliki kulit dan pilih berwarna hitam kecokelatan dan mengkilat jika sudah tidak berkulit.
Pilih biji yang berukuran besar, sehat dan tidak cacat.
Pilih tempat persemaian yang berukuran 2 x 6 m, gembur, sinar matahari cukup dan tidak tergenang air. Cangkul sedalam 10 – 15 cm dan taburi abu dapur atau kapur atau obat hama. Baru kemudian tutup dengan daun pisang atau plastik untuk mensterilkan selama 24 jam.
Tanam biji melinjo dengan bagian runcing di bawah sedalam 2 -3 cm dan berjarak 10 – 15 cm antar biji. Tutup dengan tanah gembur yang sudah bercampur dengan kompos dengan ketebalan 3 – 4 cm. Tutup dengan daun pisang tua atau kelapa tua. Siram setiap hari secara teratur tanpa mengenang airnya.
Umur 9 bulan melinjo sudah berkecambah.
Secara vegetatif
Cara vegetatif membutuhkan waktu pendek untuk berbuah, tapi masa hidupnya juga pendek dan memiliki sifat seperti induk aslinya.
Siapkan lahan yang bisa terpapar sinar matahari secara langsung dan siapkan 3-4 Minggu sebelum proses penanaman di mulai.
Buat lubang berukuran panjang x lebar x tinggi = 60 x 60 x 75 cm berjarak 6 – 8 m.
Untuk bibit cangkok, masukkan bibit yang berasal dari pot dalam tanah sedalam 50 – 60 cm.
Untuk bibit lainnya, masukkan dalam tanah 10 -1 5 cm.
2. Pemeliharaan Tanaman Melinjo
Pemupukan
Pemupukan bisa dilakukan 2 kali dalam setahun, yaitu ketika tanaman masih berumur muda. Pupuk yang digunakan bisa pupuk kandang.
Buat galian sedalam 30 cm di sekitar batang sedikit di luar lingkaran tajuk.
Masukkan pupuk secara merata.
Timbun dengan tanah kembali.
Penyiraman
Penyiraman sangat perlu dilakukan ketika tanaman berusia muda dan saat muhsin kemarau. Karena di khawatirkan akan membuat tanaman mengalami stagnasi.
Sebaiknya lakukan penyiraman dengan kuantitas yang banyak setelah pemakaian pupuk kimia, agar pupuk cepat terserap oleh tanaman.
Penyiangan
Penyiangan perlu di lakukan untuk menghilangkan gulma pengganggu tanaman melinjo apalagi ketika si melinjo masih berumur muda. Pada saat penyiangan ini, lakukan pendangiran juga demi udara bisa masuk dalam tanah.
Pemangkasan
Alangkah baiknya dilakukan pemangkasan pada awal musim hujan, karena proses ini pembentukan tunas baru memerlukan banyak air. Jangan lupa pupuk dengan pupuk anorganik.
Sebaiknya pangkas pada ranting – ranting yang sakit, rusak atau Aung saling berdesakan agar sirkulasi udara berjalan dengan baik serta memperoleh cukup sinar matahari.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan dalam budidaya tanaman melinjo adalah hama dan penyakit yang menyerang. Semangkin tinggi serangan hama dan penyakit tanaman melinjo tentunya akan menurunkan kualitas dan jumlah produksi yang dihasilkan.
Hama yang sering menyerang tanaman melinjo meliputi :
Kutu Daun
Hama ini disebabkan oleh Leopindasaphes sp., Ischuapsis sp., dan Pseudocaspis sp. yang secara perlahan menghisap dan menyerap cairan pada daun tanaman melinjo sehingga membuat daun perlahan menguning.
Cara pengendalian yang bisa dilakukan adalah dengan menyemprotkan insektisida yang memiliki bahan aktif seperti dimefoat, seperti Perfekthion 100 UCV.
Tungau Merah
Tungau merah atau yang lebih dikenal dengan Tetranichidae merupakan salah satu hanya yang bisa menyebabkan bintik merah kecoklatan atau putih yang terjadi pada daun.
Hama ini bisa dikendalikan dan dimusnahkan dengan cara menyemprotkan akarisida yang memiliki bahan aktif seperti dikofol seperti Kelthane MF.
Selain hama diatas ada beberapa penyakit mematikan yang bisa menggagalkan pertumbuhan dan produksi tanaman melinjo seperti :
Layu Pembuluh Bakteri
Apabila tanaman terserang penyakit ini maka akan menimbulkan daun tanaman menjadi layu dan memiliki warna kuning hingga kemerah merahan dan sudah tentu akan mudah rontok.
Yang terjadi berikutnya adalah daun yang tumbuh relatif menjadi kecil sehingga mengganggu proses pertumbuhan tanaman.
Cara pengendalian dan pemusnaannya dapat dilakukan dengan cara memangkas dan menimbun bagian tanaman yang sakit atau dengan membakar tanaman yang terserang.
Hawar Daun Bakteri
Jenis penyakit ini disebabkan oleh bakteri Erwinia amylovora. Penyakit ini menyebabkan anak tulang daun berubah warna menjadi coklat dan helai daun sekitarnya menjadi warnah kuning. Bila hal ini terus dibiarkan maka daun akan menjadi warna coklat dan berujung pada kematian.
Cara pengendaliannya yang bisa dilakukan adalah dengan membuang bagian tanaman yang sakit bisa dengan menguburkannya atau membakarnya.
3. Panen Melinjo
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memanen melinjo, berikut adalah penjelasannya :
Bagian tanaman yang bisa dipanen adalah buah, bunga dan daun
Olahan yang bisa dibuat yang berasal dari buah melinjo adalah emping
Bunga dan daun biasnaya disebut dengan kroto so yang biasanya dimanfaatkan sebagai sayuran.
Proses pemanenan bunga dan daun muda dapat dilakukan kapan saja.
Agar produksi buah tidak menurun alangkah baiknya bunga dan daun melinjo tidak dipanen.
Tanaman melinjo siap dipanen pada saat sudah mencapai usia 5 – 6 tahun.
Tanaman ini masa berbuahnya dua kali dalam setahun yang terjadi pada bulan mei-juli dan juga pada bukan oktober – desember.
Cara memanen yang baik yakni dengan cara memanjat atau bisa juga menggunakan galah.
Pemanenan dilakukan dengan cara memetik buah kemudian dikumpulkan didalam wadah yang telah disiapkan. [rda]