WahanaNews Banten | Kota Yogyakarta merayakan hari ulang tahunnya yang ke-265 pada Kamis (07/10/2021).
Di Indonesia, Yogyakarta menjadi salah satu destinasi wisata maupun pendidikan. Kawasan ini kaya akan situs sejarah dan budaya.
Baca Juga:
Dindukcapil Kota Yogyakarta Buka Layanan KTP Pada Hari Pencoblosan Pilkada 2024
Tetapi, dikutip dari detikedu, kapan Yogyakarta didirikan? Simak sejarah Kota Yogyakarta selengkapnya ya.
Sejarah Kota Yogyakarta
Kota Yogyakarta diresmikan pada 7 Oktober 1756. Demikian disebutkan dalam Portal Pemerintah Kota Yogyakarta.
Terbentuknya Kota Yogyakarta dimulai pada Perjanjian Gianti pada 13 Februari 1755. Isi perjanjian tersebut adalah Negara Mataram dibagi menjadi dua. Setengahnya menjadi hak Kerajaan Surakarta dan setengahnya lagi menjadi hak Pangeran Mangkubumi.
Baca Juga:
Dinas Kesehatan Yogyakarta Gelar Aksi Donor Darah Peringati HKN ke-60
Pada perjanjian itu juga, Pengeran Mangkubumi diakui sebagai raja dengan gelar Sultan Hamengku Buwono Senopati Ing Alega Abdul Rachman Sayidin Panatagama Khalifatullah.
Saat itu, yang menjadi wilayah kekuasaannya adalah Mataram (Yogyakarta), Pojong, Bagelen, Sukowati, Kedu, Bumigede, Magetan, Madiun, Cirebon, separuh Pacitan, Kalangbret, Kartosuro, Tulungagung, Mojokerto, Ngawen, Sela, Kuwu, Bojonegoro, Wonosari, dan Grobogan.
Pasca perjanjian pembagian daerah ini, Pangeran Mangkubumi yang juga merupakan Sultan Hamengku Buwono I menetapkan daerah Mataram dengan nama Ngayogyakarta Hadiningrat dan ibu kotanya di Ngayogyakarta (Yogyakarta). Ia menetapkan hal itu pada 13 Maret 1755.
Tempat yang dipilih sebagai ibu kota itu merupakan sebuah hutan yang disebut Beringin. Di sana ada desa kecil bernama Pachetokan dan ada sebuah pesanggrahan atau peristirahatan bernama Garjitowati.
Pesanggrahan tersebut dibangun Susuhunan Paku Buwono II dan namanya kemudian diganti menjadi Ayodya.
Setelah menetapkan ibu kota, Sultan kemudian memerintahkan rakyatnya untuk babat hutan guna dijadikan keraton. Namun, sebelum keraton tersebut selesai dibangun, Sultan Hamengku Buwono I menempati pesanggrahan Ambarketawang di daerah Gamping.
Baru satu tahun kemudian, Sultan HB I memasuki istana barunya. Hal ini juga menandai berdirinya Kota Yogyakarta dengan nama utuh Negari Ngayogyakarta Hadiningrat. Peresmiannya dilakukan pada 7 Oktober 1756.
Alasan Diberi Nama Yogyakarta
Menurut buku Sejarah Keraton Yogyakarta oleh Ki Sabdacarakatama, nama Kota Yogyakarta sebelumnya memiliki banyak istilah penyebutan. Di antaranya adalah Ngayugyakarta Hadiningrat, Ngayogyakarta, Ayodya, Yogyakarta, Jogjakarta, Jogyakarta, Yoja, Djokya, dan lainnya.
Rahasia penamaan ini memang belum terungkap jelas, tapi diperkirakan untuk menghormati tempat bersejarah Alas Beringin.
Pada Babad Giyanti karya Yosodipuro, Sultan HB I dan prajuritnya menuju ke selatan setelah Perjanjian Giyanti dan membubarkan barisan di Parakan. Saat sampai di Gunung Gamping, ia mengukur calon kota di Hutan Beringin.
Tempat yang diukur ini dekat dengan bangunan lama yang didirikan Sinuwun Amangkurat IV dan disebut juga sebagai Gerjitawati. Ketika zaman Paku Buwono I, Gerjitawati diganti namanya sebagai Ayodya.
Sementara, pada buku Peta Kamasurta karya Sukendra Martha, sebetulnya nama Yogyakarta diciptakan oleh paman buyut Sultan HBI, yakni Paku Buana I atau Pangeran Puger yang merupakan Raja Keraton Kartasura kedua.
Kata Yogyakarta adalah pergeseran dari pengucapan Ngayogyakarto yang berasal dari kata ngayogya dan karta. Yogya berarti pantas atau baik. Jadi, ngayogya berarti menuju cita-cita yang baik.
Sedangkan karta artinya aman, sejahtera. Maka, arti Ngayogyakarta adalah mencapai kesejahteraan bagi negeri dan rakyatnya.
Itulah sejarah singkat Kota Yogyakarta dan asal mula penamaannya. Selamat Ulang Tahun Yogyakarta. [Tio]