WahanaNews-Banten | Italia bergantung pada impor untuk tiga perempat konsumsi listrik. Itu meningkatkan kerentanannya terhadap krisis energi Eropa saat ini.
Menteri Ekonomi Italia Daniele Franco mengatakan biaya impor energi bersih ditetapkan menjadi lebih dari dua kali lipat pada tahun ini, hampir 100 miliar euro atau US$99,5 miliar.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Mengutip Reuters, Minggu (4/9), Franco mengatakan utang Italia yang tinggi mengurangi ruangnya untuk bermanuver ke depan.
Pada kesempatan itu ia mengatakan sejumlah untuk membantu perusahaan dan konsumen mengatasi tagihan energi yang tinggi akan disetujui pekan depan, termasuk enam paket bantuan senilai 52 miliar euro.
"Untuk mengimbangi, setidaknya sebagian, kenaikan harga energi melalui keuangan publik sangat mahal dan kita tidak akan pernah bisa berbuat cukup," katanya.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
"Yang penting adalah mengembalikan harga gas dan energi ke tingkat yang berkelanjutan," imbuhnya.
Impor energi bersih Italia menelan biaya 43 miliar euro pada 2021. Peningkatan sekitar 60 miliar euro pada 2022 berjumlah sekitar tiga poin persentase dari produk domestik bruto (PDB) dan akan menghapus surplus bersih dalam pertukaran dengan beberapa negara dalam beberapa tahun terakhir. "Kami mentransfer sebagian besar daya beli kami ke luar negeri," tambahnya. [afs]