WahanaNews - Tanjunglesung | Seekor Hiu Tutul (Rhincodon typus) menghebohkan dunia maya saat muncul di pantai barat Pangandaran dalam video yang beredar media sosial pada Rabu (31/8/2022).
Hewan yang juga memiliki julukan 'naga bintang' ini disebut sangat jarang menampakkan diri, terlebih lagi saat musim pancaroba.
Baca Juga:
BMKG Prediksi Wilayah Banten Potensi Cuaca Ekstrem Sepekan Kedepan
Kehebohan tersebut juga disebabkan karena belum banyak masyarakat yang mengetahui informasi seputar 'naga bintang' ini.
Berikut adalah beberapa informasi seputar Hiu Tutul berdasarkan situs resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang perlu diketahui masyarakat.
1. Profil
Baca Juga:
Gempa M 5,5 di Banten Terasa Hingga Sukabumi
Hiu Tutul merupakan hewan dari genus Rhincodon dengan spesies Rhincodon typus. Hewan ini juga merupakan satu-satunya spesies dari famili Rhincodontidae.
Selain dikenal sebagai Hiu Tutul, hewan ini juga biasa dikenal dengan nama Hiu Paus, Hiu Bintang, Geger Lintang, Gurano Bintang, Kancah Kancah, dan Hiu Bodoh.
2. Morfologi
Hiu Tutul merupakan salah satu ikan terbesar yang ada di dunia. Hewan ini dapat tumbuh sampai 20 meter dengan bobot seberat 34 ton.
Hiu Tutul atau Hiu Paus ini memiliki ciri fisik berupa bentuk kepala yang gepeng dan lebar dengan mulut yang besar. Mulut Hiu Tutul bisa mencapai ukuran 1,4 meter.
Ikan yang termasuk ke dalam jenis hiu karpet ini memiliki karakteristik yang mirip dengan sejenisnya, yaitu dengan Hiu Belimbing (zebra shark) dan Hiu Lanjaman (nurse shark).
Kemiripan tersebut dapat dilihat pada dua sirip punggung dan satu mulut di bagian depan tubuhnya. Kemudian juga memiliki lubang hidung yang serupa dengan Hiu Belimbing.
Sementara dengan Hiu Lanjaman memiliki kemiripan pada garis horizontal di tubuh, yang mana garis tersebut berfungsi sebagai indra Hiu Tutul untuk mendeteksi kondisi fisik perairan.
Hiu Tutul ini juga memiliki lima pasang insang dan sirip punggung (dorsal fin) yang memiliki ukuran besar. Ciri khas dari fisik Hiu Tutul adalah warna tubuhnya yang keabu-abuan dengan totol putih khasnya. Uniknya, totol putih pada Hiu Tutul tersebut berbeda setiap individunya yang mana membantu untuk proses identifikasi.
3. Konsumsi
Hiu Tutul merupakan jenis hewan karnivora yang memburu ikan-ikan kecil di laut. Ukuran tubuhnya tidak sebanding dengan ukuran hewan-hewan yang diburunya. Makanan utama dari Hiu Tutul adalah telur atau larva ikan, cumi-cumi, plankton, serta juga memakan euphausiids dan copepoda.
Hiu Tutul juga turut memakan ikan kecil lainnya, seperti sarden. teri, sotong, dan cumi-cumi kecil. Kemunculan Hiu Tutul di pantai barat Pangandaran juga dipercaya karena mengejar ikan-ikan kecil ke sisi laut.
Hiu Tutul merupakan jenis ikan perenang lambat, sehingga memiliki cara makan yang serupa dengan paus. Cara makan Hiu Paus ini adalah dengan berenang sambil menyaring air, berenang sambil menyedot air, atau dengan cara diam secara vertikal sambil menyedot air.
4. Habitat Hiu Tutul
Habitat Hiu Paus atau Hiu Tutul terbentang mulai dari perairan hangat subtropis sampai perairan tropis. Hiu jenis ini juga dianggap memiliki habitat di perairan terbuka dan dapat ditemukan di wilayah lepas pantai dekat yang dekat dengan daratan atau masuk ke dalam laguna atau atol karang.
Hal tersebut membuat hiu ini mudah ditemukan di perairan Indonesia. Beberapa daerah di Indonesia mendata kemunculan teratur Hiu Tutul, di antaranya adalah Perairan Teluk Cenderawasih Papua, Probolinggo Jawa Timur, Talisayan Kalimantan Timur, dan Botubarani Gorontalo.
Sementara itu Hiu Paus juga dapat ditemukan di Sabang, Padang, Ujung Kulon, Kep. Seribu, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Tengah, Maluku, dan Papua.
5. Populasi Hiu Tutul
Hiu Tutul juga merupakan salah satu hewan yang memiliki proses reproduksi dan pertumbuhan yang lambat. Akibatnya, hiu ini kerap berumur panjang dan memiliki jumlah anakan yang sedikit.
Oleh karena itu, Hiu Tutul memiliki kerentanan dalam kelangkaan ataupun kepunahan, terlebih lagi apabila terjadi eksploitasi besar-besaran pada 'naga bintang' ini.
Akibat kerentanan tersebut, International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan Hiu Tutul ke dalam daftar merah untuk spesies terancam punah pada tahun 2000. Bahkan Hiu Tutul diberikan status rentan (vulnerable) yang mana populasinya menurun sebesar 20-50 persen dalam kurun waktu satu dekade terakhir.
Kemudian pada tahun 2002 Hiu Tutul juga masuk ke dalam daftar apendiks II Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES). Akibatnya, perdagangan internasional tidak bisa sembarang memperjualbelikan Hiu Tutul ini.
Dari regulasi Indonesia, hewan ini dilindungi sejak tahun 2013 oleh Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18/Kepmen-KP/2013. Hal itu untuk mencegah Hiu Paus dieksploitasi secara besar-besaran dan membuatnya punah.[mga]