Tanjunglesung.WahanaNews.co | Masyarakat pesisir di Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten mulai merasakan adanya peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau sejak beberapa hari terakhir.
Suara gemuruh dan hujan abu mulai dirasakan masyarakat di kawasan pesisir.
Baca Juga:
Kepengurusan Gekrafs DPC Pandeglang Dikukuhkan untuk Majukan Ekonomi Kreatif
"Kita kadang sulit tidur. Lebih waspada. Suara gemuruh dan dentuman saat malam dan cuaca hujan sering terdengar dari puncak Gunung Anak Krakatau. Tapi masyarakat sepertinya sudah menganggap biasa," ujar salah satu warga pesisir Panimbang, Siti Nurkhafsoh.
Siti yang juga merupakan Relawan Indonesia Care mengatakan, getaran seismik juga kadang terasa dan semakin rutin dirasakan masyarakat.
"Pasir abu vulkanik juga sudah mulai turun tipis-tipis bila arah angin mengarah ke sini," imbuhnya.
Baca Juga:
Waluyo Kaget Proses Bedah Rumah dan Warung Miliknya dari Kemensos Hanya 1 Jam
Selain Siti, warga lain yang merupakan Ketua RT di Kampung Jalupang, Desa Citereup, Panimbang, Pandeglang, Imran juga mengaku adanya kekhawatiran atas peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau.
"Beberapa kali gempa kami rasakan di sini. Kami khawatir gempa-gempa yang sering terjadi dan bersumber dari patahan sesar di selatan Pulau Jawa itu dapat membangunkan Anak Krakatau dan kembali menimbulkan letusan hebat seperti tahun 1883 lalu," ujar Imran.
Sementara itu, Managing Director Indonesia Care, Rahadiansyah mengatakan, saat ini siaga dan terus memantau kondisi Gunung Anak Krakatau melalui para relawan pesisirnya.
"Selain memantau melalui CCTV dan menara pantau PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), kami juga menerjunkan tim relawan lokal yang tinggal di pesisir untuk memantau kondisi. Bila eskalasi aktivitas gunung meningkat, relawan akan membantu pemerintah dan lembaga lainnya untuk mengarahkan masyarakat menuju jalur-jalur evakuasi menjauh dari kawasan bibir pantai," jelasnya.
Rahardiansyah pun mengimbau masyarakat untuk tidak panik namun tetap waspada.
"Siagakan selalu tas yang sudah terisi kebutuhan darurat seperti alat P3K, senter, baju, jas hujan, peralatan mandi, dokumen penting serta kebutuhan makanan siap santap dalam satu tas siaga bencana. Taruh tas di dekat akses keluar rumah dan mudah terlihat," pesannya.
Selanjutnya, bagi warga pesisir, ia mengimbau untuk memperhatikan dengan jeli tinggi muka air laut.
"Bila terjadi penyusutan tiba-tiba dalam waktu singkat, segera evakuasi keluarga ke lokasi yang lebih tinggi dan jauhi bibir pantai. Sedapat mungkin bergerak menjauh hingga dipastikan aman," katanya.
Diketahui sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengingatkan potensi gelombang tinggi atau tsunami.
Hal ini menyikapi status aktivitas Gunung Anak Krakatau yang kini berada pada level 3 atau siaga.
Gunung yang berada di Selat Sunda itu kembali mengalami erupsi pada Minggu (24/4/2022).
"Masyarakat diminta untuk waspada terhadap potensi tsunami terutama di malam hari, karena kita tidak bisa melihat berbagai kemungkinan dari arah laut," ujar Dwikorita dalam konferensi pers yang disiarkan di kanal Youtube Info BMKG, Senin (25/4/2022) malam.[mga]