WahanaNews - Tanjunglesung | Akibat terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK), tiga ekor sapi milik seorang warga Glagah, Kapanewok Temon, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, Agus Parmoni terpaksa diungsikan di area Laguna Pantai Glagah untuk menjalani isolasi.
Dari ketiga sapi tersebut, dua sapi yang sempat terpapar PMK sejak Rabu pekan lalu, kondisinya sudah mulai membaik, sementara satu sapi yang baru tiba masih dalam perawatan intensif.
Baca Juga:
BMKG Prediksi Wilayah Banten Potensi Cuaca Ekstrem Sepekan Kedepan
Sejak terpapar PMK, sapi tersebut tak bermasalah untuk makan, tapi sapi-sapi itu sempat mengalami pincang. Setelah mendapatkan suntikan dan vitamin yang dicampur pada pakan ternak, sapi tersebut berangsur-angsur kembali pulih dan bisa berjalan normal.
Diketahui, Laguna Pantai Glagah dipilih sebagai tempat isolasi lantaran jauh dari kandang ternak yang lain, serta ketersediaan pakan terutama rumput masih sangat mencukupi.
Agus mengatakan, pasca merebaknya PMK, para pedagang sapi di daerahnya tidak berani menampung banyak sapi, karena sangat beresiko.
Baca Juga:
Gempa M 5,5 di Banten Terasa Hingga Sukabumi
Tiga sapi yang diisolasi pun sengaja ditempatkan di Laguna pantai agar tak menularkan belasan sapi yang berada di kandang, termasuk enam sapi yang akan digunakan untuk kurban.
"Karena takut jadi kami tidak berani stok banyak, dikarenakan nanti kami juga sangat takut untuk menanggung kerugian. Sapi saya aja terpapar tiga, itu harus kita isolasi di pantai untuk menjaga keamanan sapi-sapi saya yang sehat ini," ujar Agus.
Selain merebaknya PMK, para pedagang, kata dia, mengeluh sulitnya mendapatkan sapi jelang Idul Adha mendatang. Mereka harus menyisir para peternak di sekitaran Kulon Progo, meski saat ini harga sapi kurban terus merangkak naik kisaran Rp 2 juta hingga Rp 3 juta ekornya.
Sementara, untuk mendatangkan sapi dari luar kota, mereka kesulitan karena sejumlah pasar hewan di sekitar Yogyakarta dan Jawa Tengah masih ditutup akibat PMK.[mga]