A68a menempati peringkat sebagai gunung es terbesar keenam yang pernah diamati di Bumi dan gunung es tunggal terbesar yang mengapung di lautan selama 3,5 tahun.
Setelah pecah dari induknya, A68a melaju melewati Laut Weddell yang dingin selama sekitar dua tahun, hampir tidak meleleh dan hanya kehilangan sedikit volume, kata para peneliti. Kemudian, gunung es bergerak ke utara dengan perairan yang bersuhu lebih hangat.
Baca Juga:
RSUD Cengkareng Gelar FKP, Paparkan Pengembangan Pelayanan Kesehatan
Baru lah ketika A68a meluncur ke Laut Scotia, gunung es mulai meleleh. Di sana, tingkat pencairan gunung es meningkat hampir delapan kali lipat, karena air yang relatif hangat menyapu dasar dan tepi gunung es.
Para ilmuwan khawatir gunung es yang masih besar itu akan menabrak pulau Georgia Selatan, wilayah Inggris yang menjadi rumah bagi populasi penguin dan anjing laut besar.
Hewan yang tidak beruntung bisa saja terlindas sampai mati dalam tabrakan tersebut, sementara hewan lain yang tak terhitung jumlahnya bisa kehilangan akses ke Georgia Selatan, daerah mereka mencari makanan.
Baca Juga:
Sesuai Perintah Kapolri : Polda Riau Ungkap 171 Kasus Narkoba
Untungnya, A68a tidak pernah mendarat di dekat pulau itu meski berjarak sangat dekat. Menurut penelitian tim, gunung es bertabrakan sebentar dengan dasar laut dekat Georgia Selatan, namun A68a telah menipis yang membuatnya lolos dari tabrakan tersebut.
Pada akhir Desember 2020, dilaporkan gunung es itu mulai pecah berkeping-keping.
Sedangkan pada April 2021, gunung es A68a telah benar-benar mencair. Secara total, gunung es itu melelehkan sekitar 1 triliun ton atau 900 juta metrik ton es hanya dalam waktu tiga tahun.