WahanaNews - Tanjunglesung | Seekor paus bungkuk putih yang sangat langka terdampar mati di sebuah pantai terpencil dekat Mallacoota, Victoria, Australia.
Paus bungkuk putih diketahui berukuran sepanjang 10 meter ini ditemukan sudah mati pada 16 Juli 2022 oleh penduduk setempat.
Baca Juga:
BMKG Prediksi Wilayah Banten Potensi Cuaca Ekstrem Sepekan Kedepan
Meskipun paus bungkuk itu berwarna putih, namun para ahli menilai itu bukan paus albino.
Petugas dari Departemen Lingkungan, Tanah, Air dan Perencanaan (DELWP) Victoria yang sudah memeriksa tubuh paus itu memastikan kulitnya tidak seluruhnya putih.
"Dari apa yang dilihat pada paus itu, ada bukti bercak-bercak kulit berwarna gelap,” ujar Peter Brick, seorang Komandan Badan Regional untuk DELWP di daerah itu, dikutip dari ABC News, Selasa (26/7/2022).
Baca Juga:
Gempa M 5,5 di Banten Terasa Hingga Sukabumi
Albinisme adalah kondisi genetik yang mencegah hewan memproduksi salah satu pigmen melanin, yang memberi warna pada kulit, bulu, dan mata.
Dampaknya, hewan terlihat memiliki kulit di seluruh tubuhnya berwarna putih. Sebaliknya, para ilmuwan menilai paus kemungkinan menderita leucism, suatu kondisi genetik yang mirip dengan albinisme yang memengaruhi kemampuan beberapa sel individu untuk memproduksi melanin dan dapat menyebabkan perubahan warna yang tidak merata.
Petugas satwa liar telah mengirim sampel jaringan dari paus ke Museum Victoria untuk analisis DNA, yang akan membantu memastikan kondisi tersebut.
Penjelasan lain yang mungkin untuk rona putih pada paus adalah bahwa beberapa kulitnya telah terlepas saat tubuhnya membusuk. Hal ini dapat terjadi karena paparan sinar matahari dan hempasan ombak saat paus mati mengapung di permukaan.
“Kondisi ini dapat mengekspos kulit yang lebih terang di bawahnya. Namun, tampaknya kemungkinan besar ini adalah paus putih,” ujar Vanessa Pirotta, seorang ilmuwan satwa liar di Macquarie University, Australia, kepada ABC News.
Ketika paus mati itu ditemukan, beberapa orang khawatir bahwa hewan itu adalah Migaloo, seekor bungkuk jantan albino yang menjadi terkenal di Australia setelah pertama kali terlihat di Queensland pada tahun 1991.
Tidak ada yang melihat Migaloo selama sekitar dua tahun, yang berarti dia mungkin telah mati. Namun, ukuran paus, jenis kelamin dan kurangnya albinisme telah mengesampingkan bahwa itu adalah Migaloo, memberikan beberapa harapan bahwa dia mungkin masih hidup.
Migaloo berarti "pria putih" dalam bahasa komunitas Aborigin yang tinggal di dekat tempat ditemukannya paus albino.
Pada bulan April, bungkuk putih remaja lainnya terlihat berenang dengan lumba-lumba di New South Wales, dan gambar menunjukkan bahwa individu ini juga leucistic dan bukan albino.
Namun, tidak ada bukti bahwa paus ini sama dengan paus yang mati di pantai. Penyebab kematian puas putih ini masih misterius, dan kemungkinan besar sudah mati beberapa hari sebelum terdampar.
Penyebab kematian yang paling mungkin adalah akibat tertabrak kapal atau terbunuh oleh penyakit atau parasit.
“Kami tidak dapat melihat sisi atas tubuh, dan jika telah ditabrak kapal, mungkin ada bekas luka dan kerusakan di sisi atas tubuh,” kata Wally Franklin, ahli ekologi kelautan di Southern Cross University, Australia, kepada ABC News.[mga]