WahanaNews - Tanjunglesung | Nelayan pesisir pantai selatan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten tidak mau larut dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan memilih bangkit untuk kembali melaut guna mendukung peningkatan produksi tangkapan ikan di daerah itu.
"Kita sudah tidak menerima laporan lagi adanya keluhan nelayan pascakenaikan BBM," kata Kepala Bidang Peningkatan Kapasitas Nelayan Kecil Dinas Perikanan Kabupaten Lebak Rizal Ardiansyah di Lebak, Senin (3/10/2022).
Baca Juga:
BMKG Prediksi Wilayah Banten Potensi Cuaca Ekstrem Sepekan Kedepan
Menurutnya, Nelayan pesisir selatan Kabupaten Lebak sekitar 3.600 orang tersebar di 11 tempat pelelangan ikan (TPI) tetap semangat dan bangkit untuk meningkatkan produksi tangkapan.
Pemerintah Kabupaten Lebak hingga kini tetap memantau usaha nelayan agar meningkatkan produksi tangkapan untuk mendukung kedaulatan pangan nasional.
Selama ini, cuaca di perairan selatan Lebak mulai kembali normal, sehingga nelayan dapat melakukan aktivitas melaut.
Baca Juga:
Gempa M 5,5 di Banten Terasa Hingga Sukabumi
"Kita menerima informasi nelayan sudah sepekan terakhir melaut dan tangkapan cukup baik dengan produksi kisaran 5-6 ton/hari," katanya menjelaskan.
Menurut dia, selama ini persediaan BBM untuk kebutuhan nelayan terpenuhi melalui SPBU khusus nelayan.
Pendistribusian BBM untuk nelayan dari PT Pertamina menjadi prioritas sehingga produksi tangkapan berjalan lancar.
Kendati harga BBM naik, namun nelayan tetap melaut dan tidak terpengaruh, sebab jika tidak melaut dipastikan keluarga nelayan tidak makan.
"Kita minta nelayan tetap melaut dan dijamin ketersediaan BBM," katanya menjelaskan.
Ia mengatakan, sejak lima bulan terakhir produksi ikan laut di pesisir pantai selatan Lebak berkisar 150-200 ton/bulan, padahal sebelumnya bisa mencapai 500 ton/ bulan.
Menurunya produksi tangkapan nelayan itu akibat cuaca di Perairan Samudera Hindia kurang bersahabat dengan ketinggian gelombang mencapai enam meter.
Karena itu, harga- harga ikan laut cukup tinggi, seperti tuna bisa mencapai Rp130 ribu dari semula Rp90 ribu/kg, ikan terapu Rp70 ribu dari sebelumnya Rp50 ribu/ kg.
Begitu juga cumi besar Rp80 ribu dari sebelumnya Rp40 ribu/ kg dan ikan kakap merah Rp75 ribu dari semula Rp55 ribu/ kg.
"Kami meyakini dengan kenaikan harga ikan itu tentu pendapatan nelayan juga cukup baik," pungkasnya.[mga]