Banten. WahanaNews.co - Pemerintah mendukung langkah PT PLN (Persero) untuk terus mengembangkan produksi hidrogen sebagai bahan bakar alternatif ramah lingkungan, menyusul peresmian 21 green hydrogen plant (GHP) milik PLN di seluruh Indonesia pada Senin (20/11).
Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Andriah Feby Misna dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, mengatakan pemerintah siap dan terus mendukung langkah PLN menjadi pionir untuk mengolah hidrogen hijau menjadi energi alternatif untuk bahan bakar.
Baca Juga:
Diskon 50 Persen Tarif Listrik Tidak Diperpanjang, Ini Informasi Lengkapnya
Saat ini, pemerintah tengah mematangkan regulasi khusus terkait hidrogen menjadi bahan bakar alternatif. "Terkait dengan regulasi untuk hidrogen, sudah dicantumkan. Meskipun sudah sangat spesifik, namun belum ada pengaturan yang khusus tetapi dengan apa yang sudah dilakukan PLN kemudian BRIN, kami juga akan merumuskan lebih lanjut terkait hidrogen ini," ungkap Feby.
Menurut dia, bisnis hidrogen hijau untuk kebutuhan energi memang sudah ada, namun demikian penggunaannya sebagai bahan bakar perlu diatur oleh pemerintah. Ke depan, pemerintah akan merumuskan regulasi khusus untuk hidrogen sebagai bahan bakar.
"Dalam RUU Energi Baru dan Terbarukan kami juga sudah memasukkan hidrogen menjadi salah satu energi baru, jadi dalam waktu dekat kami bisa merumuskan regulasi ataupun peraturan pemerintah khusus tentang bisnis hidrogen sebagai bahan bakar," ujar Feby.
Baca Juga:
Gebrakan 100 Hari, Presiden Prabowo Resmikan 37 Proyek Ketenagalistrikan Nasional
Sementara itu, Periset Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Eniya Listiani Dewi mengapresiasi komitmen nyata dan kecepatan PLN dalam membangun ekosistem hidrogen hijau. Saat ini, kata dia, PLN telah menciptakan energi alternatif dalam bentuk green hydrogen yang termurah di antara negara lain.
Menurutnya, perlu ada akselerasi dalam peningkatan infrastruktur yang membutuhkan dukungan multi stakeholder dan negara global.
"Kita harus mendukung gerak cepatnya PLN untuk membuktikan ekosistemnya dan kita berfikir untuk bisa menghadirkan transportasi umum. Kami meyakini hidrogen sebagai bahan bakar alternatif bisa diterapkan di Indonesia karena kami sudah melakukan penelitiannya lebih dari 20 tahun," kata Eniya.