WahanaNews Banten | Jika melihat pada kurun waktu beberapa tahun ke belakang, mayoritas masyarakat Indonesia nyatanya pernah ada pada kondisi baru mengetahui bahwa sejumlah produk yang selama ini banyak beredar di tanah air dan disangka sebagai produk buatan luar negeri, nyatanya merupakan produk buatan asli dalam negeri.
Beberapa yang dimaksud sebut saja produk fesyen Terry Palmer, produk rumah tangga Krisbow, atau berbagai jenis produk makanan seperti J.Co, Silver Queen, dan masih banyak lagi.
Baca Juga:
Marak Impor Susu, Peternak Lokal Terpaksa Buang Susu Segar
Bukan tanpa alasan jika banyak masyarakat di tanah air menyangka deretan produk tersebut berasal dari luar negeri. Karena pada dasarnya, citra yang pertama kali lekat di pikiran para konsumen sudah pasti adalah nama merek deretan produk terkait yang memang identik dengan istilah atau penamaan kebarat-baratan.
Dalam ilmu ekonomi tepatnya pemasaran, hal tersebut dikenal sebagai strategi foreign branding atau merek asing, di mana berdasarkan penelitian yang dilakukan strategi tersebut diyakini dapat memengaruhi persepsi konsumen dan minat beli dalam artian positif.
Walau pada kenyataannya, tak sedikit beberapa merek suatu produk yang terdengar kebarat-baratan sebenarnya merupakan bentuk akronim dari hal yang berhubungan dengan sejarah produk itu sendiri. Misalnya Krisbow, yang merupakan nama pendiri perusahaan produk terkait yaitu Krisnandi Wibowo.
Baca Juga:
Kementan dan UGM Berkolaborasi Tingkatkan Produksi Susu Nasional
Melihat situasi terkini, memang sudah banyak masyarakat Indonesia yang mulai mengetahui fakta-fakta tersebut bahkan mulai memiliki kejelian lebih tinggi ketika ada suatu merek baru dari jenis produk tertentu yang muncul ke publik.
Walau tak dimungkiri, tak sedikit pula masyarakat yang masih belum mengetahui sejumlah produk terkenal yang selama ini mereka pakai atau konsumsi, sejatinya berasal dan dibuat di dalam negeri, salah satunya produk susu yang selama ini identik dengan kesan mewah yaitu Greenfields.
Dari Malang & Blitar
Ada alasan tersendiri mengapa merek susu satu ini identik dengan kesan mewah di kalangan masyarakat. Karena jika disandingkan dengan sederet produk serupa yang berasal dari merek lain, harga yang dimiliki dari susu produksi Greenfields memang lebih tinggi.
Beberapa hal diyakini menjadi faktor dari tingginya harga susu dari perusahaan ini, salah satunya karena susu yang dihasilkan memiliki mutu tinggi dengan pemenuhan standar dan syarat terketat dunia perihal aspek mikrobiologi.
Selain itu dengan label yang identik dengan merek kebarat-baratan seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tak heran jika banyak masyarakat yang mengira bahwa susu satu ini merupakan produk yang berasal dari luar negeri.
Kenyataannya, Greenfields merupakan produk susu dalam negeri yang pertama kali dibuat oleh kelompok pengusaha Australia dan Indonesia yang sama-sama memiliki latar belakang di bidang agrobisnis pada tahun 1997.
Berdirinya perusahaan ini dimulai dengan pengembangan tanah peternakan di Desa Babadan, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Tanah tersebut menjadi tempat untuk memelihara sapi-sapi perah khusus yang didatangkan dari Australia.
Di bulan April 1999 baru dimulai konstruksi fasilitas pengolahan susu yang kemudian beroperasi pada bulan Juni 2000. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2017 Greenfields membangun wilayah peternakan tambahan di Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar dengan industri pengolahan yang berdekatan dengan masing-masing wilayah peternakan.
Sapi Perah Jenis Holstein dan Jersey
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, sapi perah yang diternak merupakan sapi yang didatangkan dari Australia dengan dua jenis, yaitu Holstein dan Jersey.
Sedikit mengulik kualitas sapi penghasil susu yang begitu dianggap istimewa oleh masyarakat Indonesia saat ini, jenis pertama yaitu Sapi Holstein merupakan sapi yang dikenal paling banyak memproduksi susu di industri peternakan. Berasal dari Eropa, Sapi Holstein memiliki ukuran besar dengan totol-totol warna hitam dan putih di sekujur tubuhnya.
Di Indonesia sapi ini dapat menghasilkan susu sebanyak 20 liter per hari. Bicara soal bobot, untuk sapi jantan diketahui dapat mencapai berat badan 1.000 kilogram, sedangkan untuk sapi betina memiliki berat badan ideal di kisaran 635 kg.
Adapun jenis lainnya yaitu Jersey, merupakan sapi yang berasal dari Pulau Jersey, sebuah pulau di selat Channel yang berada di perbatasan wilayah Prancis dan Inggris. Jauh berbeda dengan Holstein, Sapi Jersey memiliki kulit berwarna cokelat muda, atau berkisar antara abu-abu hingga hitam pekat, dan terkadang memiliki corak putih.
Dengan ukuran yang lebih kecil dari Holstein, sapi jenis satu ini hanya memiliki bobot maksimal mencapai 820 kilogram untuk sapi jantan, dan 500 kilogram untuk sapi betina.
Peternakan Greenfields sendiri saat ini diketahui memiliki lebih dari 16 ribu ekor sapi Holstein dan Jersey, yang diperkirakan dapat menghasilkan lebih dari 20 juta liter susu murni setiap tahunnya.
Peternakan Susu Terbesar di Asia Tenggara
Dengan memiliki dua peternakan dan wilayah pengolahan yang beroperasi, Greenfields didapuk sebagai perusahaan pengolahan susu terbesar di kawasan Asia Tenggara. Karena itu, tidak heran jika lebih dari 50 persen produksi susu yang dihasilkan telah dipasarkan ke berbagai negara seperti Singapura, Malaysia, Hong Kong, Filipina, dan berbagai negara Asia lainnya.
Adapun jika menilik riwayatnya secara mendetail, produk Greenfields hasil olahan Indonesia pertama kali masuk ke Singapura pada tahun 2003, diikuti Hong Kong pada tahun 2007, dan Malaysia di tahun 2009. Pada tahun itu pula, Greenfields juga mendirikan cabang peternakan sapi perah di Negeri Jiran tersebut.
Sementara itu babak baru ekspansi bisnis Greenfields terjadi mulai tahun 2010, dengan pembuatan sebanyak tujuh peternakan, di mana lima peternakan berlokasi di Shandong, dan dua sisanya berlokasi di Mongolia.
Hingga saat ini, Greenfields diketahui tidak hanya menghasilkan produk berupa olahan susu murni melainkan juga berbagai produk turunannya seperti keju, yoghurt, whipped cream, dan masih banyak lagi. [Tio/GNFI)