WahanaNews-Banten | Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak Nurul Isneini menyatakan stunting atau kerdil pada anak usia balita dapat melahirkan generasi tidak berkualitas, sehingga perlu dilakukan pencegahan dari hulu hingga hilir.
"Kita harus melakukan pencegahan stunting agar generasi bangsa ke depan berkualitas," kata Nurul Isnaeini di Lebak
Baca Juga:
Bersama Timpora Kantor Imigrasi, Pemerintah Kota Bekasi Siap Awasi Pergerakan Warga Asing
Pencegahan stunting itu dengan memperhatikan kesehatan ibu hamil dan asupan nutrisi juga melakukan penanganan pada 1.000 hari pertama kelahiran mulai dari kehamilan 275 hari sampai 730 hari kelahiran.
Selanjutnya, kata dia, balita di atas 2 tahun diwajibkan mendapat pelayanan Posyandu agar terpantau tumbuh kembangkan kondisi balita.
Mereka dipantau sesuai dengan usia, termasuk berat badan dan tinggi badan.
Baca Juga:
Menko Marves Sebut Prabowo Umumkan Susunan Kabinet 21 Oktober
Dikatakan, lebih utama memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif kepada anak juga memberikan makanan pendamping ASI dengan asupan bahan makanan yang bergizi bersumber protein, termasuk susu.
Pemerintah daerah juga melakukan intervensi kepada ibu hamil juga anak balita yang mengalami kurang gizi dengan memberikan makanan biskuit, susu, vitamin A, termasuk memberikan tablet tambah darah (TTD) pada remaja putri dan pemeriksaan ibu hamil.
"Kami tidak henti- hentinya mensosialisasikan dan mengedukasi pencegahan kepada petugas puskesmas hingga posyandu.
Ia mengatakan dampak penderita stunting ke depan akan memperlambat perkembangan otak sehingga dapat membuat keterbelakangan mental atau idiot.