WahanaNews-Banten | Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Wahyunoto Lukman mengungkapkan wacana Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa), masih terkendala lahan. Saat ini, kata Wahyu, lahan guna pembangunan PLTSa, masih kurang 1,5 hektare.
"PLTSa terus berjalan. Kita sedang pada tahap proses lahan pengadaan lahan. Karena untuk membangun PLTSa dibutuhkan lahan lebih kurang 3,5 hektar. Kita bertahap, sampai dengan saat ini kurang 1,5 hektare lagi ya," ungkap Wahyu kepada wartawan, Kamis 13 Januari 2022.
Baca Juga:
Pemkab Tangerang Dukung Pengembangan Budidaya Hidroponik untuk Ketahanan Pangan Daerah
Dengan adanya PLTSa, ujar Wahyu, diharapkan dapat mengatasi permasalahan sampah di Kota Tangsel. Mantan Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) itu menyatakan, kebutuhan 1000 ton per hari, impor sampah dari luar Kota Tangsel kemungkinan terjadi, guna memenuhi kebutuhan PLTSa.
"Kita masih membebaskan lahan. Setelah tahapan pembebasan oke, baru boleh pembangunan infrastruktur. Mudah-mudahan kalau ini (PLTSa) tercapai, wah kita harus mengimpor sampah dari daerah lain, karena kebutuhan sampah ya tadi untuk diolah. Itu kurang lebih 1000 ton per harinya," tegas Wahyu.
Terpisah, Sekretaris DLH Kota Tangsel Yepi Suherman menuturkan, sampah memang menjadi masalah tersendiri bagi perkotaan seperti Kota Tangsel. Menurut Yepi, pemberian edukasi persoalan sampah, pembenahan hulu hingga ke hilir, perlu terus dilakukan dan dioptimalkan.
Baca Juga:
Kasus TPPU Duta Palma, Kejagung Kembali Sita Rp372 Miliar
"Soal sampah, dari hulu juga bisa selesai dengan edukasi. Mungkin tidak bisa 100% selesai. Di hilirnya ini, di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Cipeucang, kayaknya harus mau tidak mau kita lakukan dengan teknologi (PLTSa)," tutur Yepi Suherman.
Teknologi lagi proses kan. Kita kan bikin bak sampah menjadi energi terbarukan apakah itu jadi listrik, atau apa terserah. Salah satunya PLTSA itu PR kita di Tangsel, semoga terwujud," tandasnya.