WahanaNews Banten | Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri, merespons berbagai kritik terkait rapat kerja (raker) lembaga Antirasuah di hotel bintang lima, Sleman, Yogyakarta.
KPK dihantan kritik karena menggelar raker di tempat mewah, ketika bangsa masih berjuang menghadapi pandemi corona.
Baca Juga:
Follow the Money, KPK Lacak Uang Haram Korupsi Haji dengan PPATK
Kendati demikian, Firli menjelaskan raker KPK ini bertujuan menyusun sejumlah strategi, serta evaluasi kinerja dalam periode 2019-2021.
"Di Yogya bukan jalan-jalan, " kata Firli kepada wartawan, Jumat (29/10/2021).
Firli pun menjelaskan perjalanannya ke Yogya demi mendongkrak ekonomi masyarakat. Dia juga mengklaim tidak menggunakan moda transportasi kelas satu.
Baca Juga:
KPK Ungkap Modus Pelunasan Haji Khusus Hanya 5 Hari, Kuota Diduga Dijual ke PIHK
"Kedatangan kita ke sini pasti sangat membantu ekonomi rakyat. Ke Yogya pun kita ambil alternatif transporyasi yang paling murah. Ada kereta, tetapi lebih mahal daripada pesawat, " tutur Firli.
Raker KPK digelar selama tiga hari pada 27-29 Oktober 2021. Agenda itu diwarnai berbagai kegiatan seperti gowes hingga ngopi bersama.
Akan tetapi, kegiatan KPK menuai kritik yang salah satunya dari mantan pegawai, Novel Baswedan.
Dalam media sosial, Novel mempertanyakan kegiatan KPK itu pada saat pandemi dan kesulitan ekonomi di Indonesia. [Tio]