WahanaNews Banten | Kasus-kasus baru infeksi virus corona penyebab Covid-19 masih terus dilaporkan, meski pandemi telah berlangsung selama hampir dua tahun.
Berdasarkan data yang dihimpun Worldometers hingga Minggu (10/10/2021) pukul 06.00 WIB, total kasus corona secara global telah mencapai 238.325.290 kasus.
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
Adapun pasien yang berhasil sembuh dari Covid-19 tercatat sebanyak 215.459.676 orang, sedangkan korban meninggal dunia akibat infeksi virus corona mencapai 4.862.226 orang.
Pandemi dengan berbagai pembatasan untuk mencegah penularan, membuat banyak orang menantikan waktu ketika kehidupan bisa kembali normal.
Berikut prediksi dari bos perusahaan vaksin Moderna dan Pfizer, serta penemu vaksin AstraZeneca tentang kapan pandemi Covid-19 akan berakhir yang dimuat di Kompas.com.
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
CEO Moderna
Melansir Reuters, 23 September 2021, Chief Executive Officer (CEO) Moderna Stephane Bancel memperkirakan pandemi virus corona bisa selesai dalam waktu setahun ke depan.
Perkiraan itu, dia simpulkan, dari kapasitas produksi vaksin yang terus meningkat, sehingga kebutuhan suplai vaksin global dipastikan tercukupi.
"Jika Anda melihat perluasan kapasitas produksi di seluruh industri selama enam bulan terakhir, dosis yang cukup seharusnya tersedia pada pertengahan tahun depan sehingga semua orang di bumi ini dapat divaksinasi. Booster juga akan dimungkinkan sejauh yang diperlukan," kata Bancel.
Bancel juga mengatakan, dalam waktu dekat vaksin Covid-19 untuk balita juga akan tersedia.
"Mereka yang tidak divaksinasi akan mengimunisasi diri mereka sendiri secara alami, karena varian Delta sangat menular. Dengan cara ini kita akan berakhir dalam situasi yang mirip dengan flu. Anda dapat divaksinasi dan memiliki musim dingin yang baik, atau Anda tidak melakukan itu dan berisiko sakit, bahkan mungkin berakhir di rumah sakit," ujar dia.
Bancel meyakini bahwa semua orang akan bisa kembali ke kehidupan normal mereka pada paruh kedua tahun depan.
"Saat ini, dalam waktu setahun, saya yakin itu bisa," kata Bancel.
CEO Pfizer
Melansir Business Insider, 26 September 2021, CEO Pfizer Albert Bourla mengatakan bahwa ia meyakini kehidupan normal akan kembali pada tahun depan, meskipun ada kemungkinan varian baru virus corona masih tetap bermunculan.
"Saya setuju bahwa dalam setahun saya pikir kita akan dapat kembali ke kehidupan normal," kata Bourla.
"Saya tidak berpikir ini berarti bahwa varian baru tidak akan muncul, dan saya tidak berpikir ini berarti kita seharusnya dapat menjalani hidup kita tanpa vaksinasi," ujar dia.
Bourla meyakini bahwa Covid-19 kemungkinan akan membutuhkan vaksinasi tahunan untuk mengatasi varian baru yang muncul di seluruh dunia.
"Skenario yang paling mungkin bagi saya - karena virus ini menyebar ke seluruh dunia - adalah kita akan terus melihat varian baru yang muncul, dan juga kita akan memiliki vaksin yang akan bertahan setidaknya satu tahun," katanya.
"Saya pikir skenario yang paling mungkin adalah vaksinasi tahunan. Tapi kita tidak tahu persis. Kita harus menunggu dan melihat datanya," ujar Bourla.
Penemu Vaksin AstraZeneca
Melansir Evening Standard, 23 September 2021, Profesor Dame Sarah Gilbert, salah satu ilmuwan dibalik terciptanya vaksin AstraZeneca, memprediksi bahwa Covid-19 pada akhirnya akan menjadi seperti virus corona lain yang beredar luas dan menyebabkan flu biasa.
Hal tersebut disampaikan Gilbert saat berbicara di webinar Royal Society of Medicine.
Ia mengatakan, virus corona penyebab Covid-19 akan melemah seiring waktu dan akhirnya akan menjadi seperti virus corona yang lain.
“Kita sudah hidup dengan empat virus corona yang berbeda yang tidak pernah terlalu kita pikirkan dan akhirnya Sars-CoV-2 akan menjadi salah satunya,” kata Gilbert.
"Ini hanya pertanyaan tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke sana dan langkah-langkah apa yang harus kita ambil untuk mengendalikannya sementara itu," imbuhnya.
Namun, Gilber mengingatkan bahwa ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mempersiapkan kemungkinan munculnya pandemi lagi di masa depan.
Ia mengatakan, sejumlah kecil persiapan yang dilakukan sejak sekarang, termasuk pendanaan pada penelitian, berpotensi menghemat lebih banyak uang dalam jangka panjang.
Gilbert sepakat bahwa kurangnya investasi dari pemerintah dan sumber pendanaan penelitian lainnya menunjukkan bahwa mereka belum mengambil pelajaran tentang pentingnya kesiapsiagaan pandemi.
“Saya tidak ingin membuat orang-orang tertekan dengan membuat mereka berpikir bahwa ini semua akan terjadi lagi. Ini benar-benar sesuatu yang hanya harus dipikirkan oleh beberapa orang," kata Gilbert.
“Kami yang bekerja di bidang kesiapsiagaan pandemi sangat ingin dapat menempatkan semua rencana agar kami dapat merespons lebih baik di masa depan, sehingga kami memiliki respons yang lebih cepat, dan mungkin memiliki kesempatan untuk menghentikan penyebaran virus baru di waktu yang tepat. tahap di mana itu adalah wabah, bukan pandemi," ujar dia. [Tio]