WahanaNews Banten | Krisis energi di Singapura kembali makan korban. Salah satu perusahaan listrik negara tersebut, Best Electricity pada Selasa (19/10/2021) mundur dari bisnis listrik.
Hal ini sekaligus menjadikan Best Electricity menjadi pengecer listrik ketiga yang tumbang dalam seminggu belakangan ini.
Baca Juga:
Hadir Pada General Annual Meeting di Dakar Senegal Tahun 2014, Awal Bergabungnya ALPERKLINAS Ke FISUEL International
“Kondisi volatilitas yang tidak terduga di pasar energi telah membuat kami sangat sulit untuk melanjutkan operasi," kata Best Electricity di situsnya, seperti dikutip Channel News Asia, Rabu (20/10/2021).
Mengutip dari WahanaNews.co, Best Electricity berencana untuk keluar dari pasar listrik Singapura efektif per Kamis (21/10). Akun pelanggan akan mereka transfer ke SP Group.
“Pelanggan akan menerima pemberitahuan resmi dari kami dalam beberapa hari ke depan,” sebut Best Electricity. “Kami menjamin pelanggan kami tidak akan ada gangguan pada pasokan listrik mereka”.
Baca Juga:
Dukung Sektor Pariwisata, PLN Distribusi Jakarta Listriki Hotel Travello
Pekan lalu, iSwitch dan Ohm Energy mengumumkan, mereka akan menghentikan operasi menyusul lonjakan tarif listrik akibat harga gas yang meroket.
Kedua perusahaan tersebut termasuk di antara 12 pengecer Singapura di bawah Pasar Energi Terbuka, di mana konsumen memiliki pilihan untuk membeli listrik dari Grup SP dengan tarif yang diatur atau dari pengecer listrik dengan harga yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Pengecer lain Union Power mengatakan pada Senin (18/10), mereka mengurangi 850 akun pelanggan terutama komersial di tengah tarif listrik yang tinggi. Di tengah krisis energi global, Otoritas Pasar Energi Singapura (EMA) mengambil langkah-langkah antisipasi untuk menjaga pasokan energi di negara kota itu.