Artinya, nyamuk berdengung di sekitar kepala manusia karena pada area itulah karbon dioksida paling banyak ditemukan nyamuk.
Saat nyamuk betina terbang menuju mangsanya, ia akan mengepakkan sayap sekitar 500 kali per detik dengan frekuensi 450 hingga 500 hertz.
Baca Juga:
Australia Uji Coba Nyamuk Ber-Wolbachia di Bali, Begini Tanggapan Menkes Budi Gunadi Sadikin
Meski dianggap mengganggu oleh manusia, dengungan yang dikeluarkan nyamuk betina ternyata menjadi daya tarik bagi nyamuk jantan.
Sebelum menemukan mangsanya, nyamuk betina akan mencari panas tubuh dan karbon dioksida yang dikeluarkan manusia. Nyamuk betina akan menggunakan sensor rasa di kakinya untuk memastikan bahwa manusia atau hewan yang dihinggapinya memiliki cukup darah.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa golongan darah O paling disukai nyamuk, namun Riehle skeptis terhadap hal itu. Riehle percaya, faktor lain seperti genetika berperan lebih besar terhadap kenikmatan darah seseorang bagi nyamuk.
Baca Juga:
Kemenkes RI Gelontorkan Dana Rp16 Miliar untuk Implementasi Nyamuk ber-Wolbachia
"Kulit Anda mengeluarkan campuran aroma unik yang akan menarik beberapa nyamuk," ungkapnya.
Studi lain menemukan, nyamuk betina lebih tertarik pada pria yang memiliki lebih sedikit bakteri pada kulit mereka daripada pria dengan bakteri kulit yang lebih beragam.
Nyamuk juga disebut menyukai orang yang memakai pakaian warna gelap seperti hitam. Riehle menambahkan, nyamuk sebenarnya cenderung mencari kaki dibandingkan kepala, sebab kaki mengandung bakteri yang mengeluarkan aroma menggoda untuk nyamuk. Akan tetapi, kebanyakan orang mungkin tidak memperhatikan dengungan nyamuk di sekitar pergelangan kaki.