Banten.WahanaNews.co | Warga Kota Tangerang dan sekitarnya pasti mengenal istilah Peh Cun/perahu Peh Cun.
Biasanya masyarakat Kota Tangerang dapat melihat Perahu Peh Cun dalam Festival Peh Cun. Namun hanya sedikit yang mengetahui riwayat/sejarah perahu Peh Cun itu sendiri.
Jumat, 10/12/2021 siang, beberapa awak media yang yang tergabung dalam Media Center Indonesia (MCI) Kota Tangerang menyambangi pengurus Koet Goan Bio, yang berlokasi di Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang.
Baca Juga:
Pemerintah Kabupaten Tangerang klaim penurunan angka stunting pada balita 6,9%.
Di Koet Goan Bio inilah disimpan Perahu Peh Cun.
Pengurus Koet Goan Bio, Joni Liem, yang merupakan generasi ke empat dari keluarga Liem selaku pemilik Perahu Peh Cun menerima dengan hangat rombongan awak media MCI Kota Tangerang. Dengan dijamu kopi dan gorengan buah Sukun, kru media dari MCI Kota Tangerang mewawancara Joni Liem.
Menurut Joni Liem, dia adalah penerus dalam merawat Perahu Peh Cun yang diwariskan oleh leluhur/kakek buyutnya.
Baca Juga:
Buntut Kritik Proyek PSN PIK 2, Said Didu Dipolisikan
"Almarhum kakek buyut saya (Liem Swie Cuan) yang meninggal tahun 1909 adalah generasi pertama pemilik Peh Cun ini. Awal mula adanya Perahu Peh Cun ini yaitu ketika pekerja dari almarhum kakek buyut saya menemukan kayu yang hanyut di Sungai Cisadane belakang rumah. Kayu segera dijemur untuk dijadikan kayu bakar.
Pada malam harinya, si pekerja bermimpi didatangi seorang lelaki tua berjenggot panjang. Lelaki tua dalam mimpi berpesan dan melarang kayu untuk dipotong dijadikan kayu bakar. Akhirnya kayu-kayu tersebut dijadikan sebuah perahu dengan kepala perahu berbentuk Naga. Setelah kakek buyut meninggal, kemudian perawatan Peh Cun diteruskan oleh kakek saya, (alm) Liem Kian Kang. Ayah saya (alm) Liem Sun In yang meneruskan hingga akhirnya turun ke saya," tutur Joni Liem.
Pria paruh baya keturunan etnis Thionghoa ini juga mengisahkan hikayat yang didengarnya secara turun-temurun mengenai nama Koet Goan yang sekarang menjadi nama Koet Goan Bio. Koet Goan dulunya adalah seorang perdana menteri sebuah kerajaan yang diasingkan karena difitnah. Koet Goan yang putus asa karena nasehatnya tak pernah dipedulikan oleh raja, akhirnya bunuh diri di sebuah danau dan jasadnya tidak pernah ditemukan.