"Lomba Perahu Naga awalnya adalah untuk mengenang kisah warga yang mencari jasad Koet Goan dengan menaiki perahu. Hingga sampai sekarang setiap Festival Peh Cun selalu diadakan," ujar Joni Liem.
Menurut Joni, Peh Cun adalah aset dan warisan budaya masyarakat Benteng.
Baca Juga:
Pemerintah Kabupaten Tangerang klaim penurunan angka stunting pada balita 6,9%.
"Bukan hanya warisan budaya etnis Thionghoa. Karena itu kami berharap, Pemerintah Kota Tangerang dapat memberikan perhatian pada Peh Cun sebagai bentuk Cagar Budaya," terang Joni.
Joni mengaku bahwa pihak Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Tangerang yang berkunjung ke Koet Goan Bio. Dispudpar Kota Tangerang memberikan sertifikat yang menetapkan Peh Cun sebagai Cagar Budaya. Namun untuk bentuk bantuan dalam perawatan belum ada sama sekali.
"Padahal Festival Peh Cun ini diadakan di banyak kota setiap tahunnya, yang tentu menjadi daya tarik wisata dan mendatangkan nilai ekonomis. Namun hanya di Kota Tangerang ini yang ada Perahu Peh Cun nya," terang Joni.
Baca Juga:
Buntut Kritik Proyek PSN PIK 2, Said Didu Dipolisikan
Sangat disayangkan tentunya bila Pemerintah Kota Tangerang abai terhadap warisan budaya leluhur. Seharusnya Peh Cun mendapat perhatian dan bentuan pemeliharaan sebagai aset dan warisan budaya leluhur. Apalagi telah ditetapkan sebagai salah satu Cagar Budaya pada tahun 2018 lalu.[gab]