BANTEN.WAHANANEWS.CO, Pandeglang - The Tuner dapat dikatakan sebagai grup band musik penyandang disabilitas pertama di Kabupaten Pandeglang, bahkan di Provinsi Banten. Seluruh personelnya merupakan penyandang disabilitas tunanetra.
The Tuner digawangi oleh Ahmad Jumaedi sebagai gitaris, Nurfai sebagai drummer, Ahmad Yani atau Ahmad Junior sebagai keyboard, Iyan Septian dan Sifa sebagai vokalis. Meski memiliki keterbatasan, kelimanya mampu melampaui keterbatasan untuk terus bisa berkarya. Band ini berdiri pada tahun 2014.
Baca Juga:
Warga Pandeglang Harapkan Tol Cileles–Panimbang Selesai Tepat Waktu Akhir 2025
"Kita berawal dari hobi, jadi apapun keadaannya kita terus berkarya. Musik pada akhirnya menyatukan kita," kata Ahmad Jumaedi dilansir detikcom, Senin.
Ahmad menceritakan cikal bakal band ini berdiri. Menurutnya, The Tuner lahir dari beberapa sekolah khusus (SKh) yang ada di Pandeglang. Ahmad bersama dengan lainnya mengikuti perlombaan nyanyi antarsekolah khusus di Pandeglang. Dari situ, musik kemudian menyatukan keinginan mereka untuk berkreativitas dan berkarya.
The Tuner kata Ahmad bukan nama pertama. Dulu, The Tunet sempat menjadi nama band mereka. Nama The Tunet mereka ambil karena semua personil tunanetra.
Baca Juga:
7 Rekomendasi Pantai Terindah di Pandeglang
"Sempat Ahmad Friend. Kita semuanya tunanetra, ada nama the Tunet, kayanya gimana pakai The Tunet. Akhirnya menjadi The Tuner," ucap Ahmad.
Ahmad mengaku sudah menikah dan mempunyai satu orang anak. Istrinya saat ini berkerja sebagai guru honorer di salah satu sekolah menengah pertama (SMP). Kisah percintaan ini kemudian menjadi inspirasi terciptanya single pertama The Tuner yang berjudul "Keputusanmu". Menurut Ahmad, lagu itu mengisahkan perjalanan kisah cintanya.
"Singel pertama kami Keputusanmu, diangkat dari kisah perjalanan percintaan," katanya.
Dalam aksi panggungnya, The Tuner selalu tampil maksimal. Semua genre musik disajikan oleh mereka untuk menghibur penonton. Ahmad mengatakan The Tuner sering tampil pada acara pernikahan atau weding hingga acara kedinasan di Banten.
"Genre musik kita ngambil semua," katanya.
Di luar band, Ahmad menjalankan aktivitas jual beli pulsa, melayani transaksi transfer uang antarbank, dan jasa pemasangan internet di setiap desa. Aktivitas itu, dia tak menemukan hambatan. Sama halnya di dalam band, Ahmad menyatakan tak menemukan hambatan yang berarti. Hambatan itu hanya muncul pada saat mengulik lagu.
"Kendala pasti ada, pada saat ngulik lagu, ketika bikin hal yang beda, karena kita nggak mau sama dengan yang lainnya. Kita pengen beda dari yang lain," ucapnya.
Sang vokalis Iyan Septian juga berbagi cerita. Dukungan personil The Tuner menurutnya, menimbulkan keberanian untuk menyalurkan keinginan.
"Awalnya, Iyan nggak berani nyanyi. Semenjak ada band, baru berani nyanyi," katanya.
Iyan mengaku tidak menemukan kendala selama 10 tahun berkarya di band. Semua personil saling membantu satu sama lainnya.
"Nggak ada, harus bisa menyesuaikan ajah. Kalau ada kesulitan bisa ngomong keteman-teman, nanti saling bantu kesulitan," katanya.
Iyan menyebut meski memiliki keterbatasan, The Tuner simbol semangat untuk melampaui keterbatasan. Musik menurutnya, menjadi seni pertunjukan yang bisa menyatukan semua kalangan.
Dalam aksi panggungnya, mereka sering mengcover lagu-lagu band tanah air hingga luar negeri. Bendera dari band Cokelat, Rumah Kita Good Bless, Katy Perry hingga membawakan One Momen In Time yang dipopulerkan oleh Whitney Houston hatam mereka bawakan pada saat pertunjukan. Genre dangdut dan regae juga mereka siap sajikan kepada penonton.
"Rumah kita, Seventeen, Unggu, setia band, Cokelat bendera, Wali," kata Iyan yang mengidolakan band Wali.
"Kebanyakan kalau di wedding, dangdut, kalau acara festival, acara kedinasan lagu-lagu band tanah air," imbuhnya.
Semua personil sepakat ingin tampil di stasiun televisi nasional. Hal itu menurutnya agar The Tuner bisa dilihat oleh orang lain dan bisa menginspirasi penyandang disabilitas untuk bisa berdaya dan berkarya.
"Kalau keinginan kami semua ingin tampil di TV," kata Ahmad dan Iyan.
[Redaktur: Sutrisno Simorangkir]