WahanaNews - Tanjunglesung | Para ilmuwan mengatakan, sebuah gletser 'kiamat' di Antartika memiliki potensi mematikan. Julukan ini muncul karena risiko keruntuhannya yang tinggi dan ancaman terhadap kenaikan permukaan laut global secara ekstrem.
Tak hanya itu, gletser bernama Thwaites ini juga telah diprediksi memiliki potensi untuk terjadi lebih cepat pada tahun-tahun mendatang, sehingga potensi kematiannya jauh lebih tinggi.
Baca Juga:
BMKG Prediksi Wilayah Banten Potensi Cuaca Ekstrem Sepekan Kedepan
Gletser Thwaites yang mampu menaikkan permukaan laut beberapa kaki, terkikis di sepanjang dasar bawah lautnya saat planet menghangat karena pemanasan global (global warming).
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan Senin (5/9/2022) di jurnal Nature Geoscience, para ilmuwan memetakan retret sejarah gletser.
Mereka menemukan bahwa di beberapa titik dalam dua abad terakhir, dasar gletser copot dari dasar laut dan mundur dengan kecepatan 1,3 mil (2,1 kilometer) per tahun. Itu dua kali lipat tingkat yang telah diamati para ilmuwan dalam dekade terakhir ini.
Baca Juga:
Gempa M 5,5 di Banten Terasa Hingga Sukabumi
"Disintegrasi cepat itu mungkin terjadi baru-baru ini pada pertengahan abad ke-20," kata Alastair Graham, penulis utama studi tersebut dan ahli geofisika kelautan di University of South Florida, mengatakan dalam sebuah rilis berita, dikutip Rabu (7/9/2022).
Ini menunjukkan Thwaites memiliki kemampuan untuk menjalani mundur cepat dalam waktu dekat, setelah surut melewati punggungan dasar laut yang membantu gletser untuk tetap terkendali.
"Thwaites benar-benar bertahan hari ini dengan kukunya, dan kita harus berharap untuk melihat perubahan besar dalam rentang waktu kecil di masa depan, bahkan dari satu tahun ke tahun berikutnya, setelah gletser mundur melampaui punggungan dangkal di tempat tidurnya," ujar Robert Larter, ahli geofisika kelautan dan salah satu rekan penulis studi dari British Antarctic Survey, mengatakan dalam rilisnya.