Menurut dia, Korem 064 MY/Banten memiliki tanggung jawab dan bagaimana mengatasi kasus stunting di daerah ini untuk mempersiapkan ke depan generasi bangsa yang unggul dan bisa bersaing di kancah internasional.
Sebab, dampak penderita anak stunting itu memiliki otak yang mengalami keterlambatan berpikir dan di usia dewasa mudah terserang penyakit darah tinggi hingga diabetes melitus.
Baca Juga:
Pemerintah Kota Semarang Raih Penghargaan Terbaik I Penanganan Stunting di Jawa Tengah
Karena itu, dirinya sebagai bapak anak asuh stunting di lingkungan Korem 064 MY Banten berkolaborasi dengan seluruh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah ( Forkopimda) dan seluruh masyarakat.
"Kami optimistis dengan berkolaborasi seluruh Forkopimda dan seluruh masyarakat dipastikan angka prevalensi stunting di Banten menurun 5 persen," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana pada DP2KBP3A Kabupaten Lebak, Tuti Nurasiah mengatakan minimnya sarana air bersih dan jamban di daerah itu dapat menimbulkan kasus stunting.
Baca Juga:
Bele Mo'o Sehati: Strategi Dinkes Gorontalo Tangani Stunting dengan One Stop Service
Masyarakat Kabupaten Lebak masih tinggi mengkonsumsi air tak layak, karena tidak tersedia pasokan air bersih.
"Kami berharap pemenuhan sarana air bersih dan jamban harus tersedia pada keluarga agar tidak ada kasus stunting," katanya.[ss]