WahanaNews Jabar-Banten | Potensi pengembangan padi lokal jenis Kewal di Kabupaten Serang masih rendah. Hal itu dilihat dari ratusan ribu hektare lahan padi hanya 1- 2 persen lahan yang ditanami padi jenis tersebut.
Kepala Sub Bagian Program dan Evaluasi Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Serang, Andi mengatakan pengembangan padi lokal Kewal hanya terdapat di beberapa kecamatan, khususnya di Ciomas, Anyar dan Padarincang.
Baca Juga:
Jawa Barat Ditargetkan Jadi Penghasil Padi Tertinggi Nasional
Namun meskipun persentasenya rendah, para petani padi lokal itu memilih bertahan untuk menanam padi jenis kewal tersebut, dengan alasan ingin menjaga tradisi dan mereka memiliki lumbung padi kewal.
“Mudah-mudahan jangan sampai punah atau tergeser dengan jenis padi nasional,” kata Andi saat hadir dalam Diskusi Kamisan yang diselengarakan Pokja Wartawan Harian dan Elektronik Provinsi Banten di Plaza Aspirasi, KP3B, Curug, Kota Serang, Kamis (09/09/2021).
Padahal, lanjut Andi, jenis padi Kewal memiliki banyak kelebihan, mulai dari rasa, aroma dan umurnya lebih panjang saat disimpan pada lumbung padi. Akan tetapi terdapat kendala dalam menanam padi lokal tersebut, diantara waktu penanaman yang lebih lama.
Baca Juga:
Perut Warga RI Ketergantungan pada Nasi, Begini Sejarahnya
“Dari sisi lain umurnya yang 4-5 bulan produksinya lebih 3-4 ton per hektar ini menjadi salah satu kendala juga karena kelemahan banyak yang tidak mau menanam. Dari sisi capaian panen sulit untuk dirontokan si gabahnya, di sisi lain keuntungan pada saat penyimpanan,” jelasnya.
Ia mengungkapkan jika ingin memperbesar persentase padi kewal masih sedikit sulit, akan tetapi setidaknya dapat mempertahankan padi lokal khas Banten tersebut. Maka dapat dilakukan terobosan kedepan untuk meningkatkan rasio.
“Pemkab serang selalu mempromosikan beras kewal ini, usaha kami mempertahankan beras ini tetap ada. Pertahankan beras kewal ini sehingga konsumen mengetahui keunggulan beras ini,” ungakpanya.