Banten. WahanaNews.co - Direktur Manajemen Resiko PT PLN (Persero) Suroso Isnandar menyatakan instansi nya menerapkan pendekatan coal face down untuk pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang berbahan bakar batu bara.
Menurut Suroso, pendekatan coal face down ini artinya PLTU yang ada tidak operasinya dihentikan namun pemerintah tidak membongkar nya.
Baca Juga:
Jaga Pilkada Serentak, PLN UID Jabar Siagakan Lebih dari Empat Ribu Personil
"Pendekatan coal face down dipilih karena ekonomi kita masih tumbuh ditopang oleh energi listrik yang sebagian besar masih dari PLTU batu bara," kata Suroso di Jakarta, Rabu.
Pernyataan tersebut disampaikan Suroso dalam konferensi pers Hari Listrik Nasional ke-78 Enlit Asia 2023 yang bertajuk Strengthening Asean Readiness In Energy Transition di Hotel Mulia Senayan.
Suroso mencontohkan, pendekatan tersebut sudah mulai diterapkan salah satunya di PLTU Suralaya, Cilegon, Banten yang dioperasikan PT Indonesia Power.
Baca Juga:
Gendeng Indomobil, PLN Icon Plus Siap Kolaborasi Wujudkan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
PLTU Suralaya pada unit 1,2,3,4 yang masing-masing berkapasitas 400 MW atau 1.600 MW dipastikan telah memasuki masa pensiun tahun ini.
Namun, ia menyebutkan, pemerintah masih belum membongkar bangunan PLTU tersebut karena dikhawatirkan sewaktu-waktu akan masih difungsikan untuk memenuhi kebutuhan listrik di wilayahnya.
“Selanjutnya PLN juga menargetkan 52 unit PLTU batu bara akan pensiun dini hingga 2030,” kata dia.