WahanaNews Jabar-Banten | Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Serang dikritik habis, pasalnya proyek pembangun toilet seharga Rp134 juta pada belasan Sekolah Dasar (SD) yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2022 itu dinilai sejumlah kalangan sebagai pemborosan di saat masyarakat tengah kesulitan akibat pandemi Covid-19.
Salah satunya Uday Suhada, menurut Direktur Aliansi Independen Peduli Publik (Alipp) ini, anggaran Rp134 juta untuk tiap toilet sama dengan biaya membangun satu rumah.
Baca Juga:
Viral Memo “Titipan Siswa” DPRD Banten, PKS Bereaksi Keras
"Pertama bahwa program pembuatan toilet itu sebetulnya bagus, tetapi melihat anggarannya hingga angka Rp134 juta per unit itu saya kira sebuah kejanggalan, pemborosan saat situasi pandemi seperti ini. Masyarakat menjerit, justru refocusing tidak berjalan dengan baik. Dari proses perencanaannya sudah tidak benar, dari Rp134 juta itu saya kira bisa menyelesaikan 1 unit bangunan rumah bukan toilet," ujarnya, Senin (30/8).
Uday sangat mempertanyakan kualitas 18 toilet yang dibangun pihak ketiga itu. Menurutnya, kondisi bangunan yang sudah selesai jauh dari yang diharapkan.
"Jauh dari yang kita bayangkan toilet itu seperti apa, mestinya misalnya toilet duduknya seperti apa, misalnya kualitas dari toiletnya, bangunan, keramiknya itu sangat sederhana itu saya kira," ucapnya.
Baca Juga:
Tol Menuju KEK Tanjung Lesung Hampir Rampung, MARTABAT Prabowo-Gibran Dorong Pembenahan Infrastruktur Pariwisata
Menurut Uday, pembangunan toilet itu merupakan pemborosan yang luar biasa. Pihaknya memperhitungkan pembangunan toilet itu hanya membutuhkan biaya sekitar Rp30 juta.
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kota Serang membangun toilet di belasan Sekolah Dasar (SD) seharga Rp134 juta dari DAK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Serang tahun 2021.
Berdasarkan pantauan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pageragung, Kecamatan Walantaka, Kota Serang, toilet yang telah rampung dibangun beberapa pekan itu kondisinya tidak layak. Tidak ada aliran air, bahkan pihak sekolah terpaksa mengalirkan air dari toilet lama.
Saat dikonfirmasi, pihak kepala sekolah enggan berkomentar banyak terkait toilet yang belum bisa digunakan itu. "Belum. Enggak tau si itunya mah (bor air), saya juga selama ini lagi diklat kepala sekolah, belum tau ini itunya," ujar Kepala Sekolah SDN Pageragung Pak Zul, seperti dilansir merdeka, Senin (30/8).
Di temui di lokasi berbeda, Kepala Sekolah SDN Ampel Sasmita mengatakan toilet di sekolahnya telah rampung dibangun sejak sebulan lalu. Namun fasilitas itu belum dapat digunakan, selain tidak ada air, kondisinya juga masih berantakan.
"Sudah sebulan (dibangun), gimana mau digunakan, masih babalatak (berantakan) gini," ujarnya saat ditemui di sekolah.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Serang Alpedi saat dikonfirmasi via sambungan telepon enggan berkomentar banyak. "Nanti-nanti ke kantor aja biar ngobrolnya enak. Datanya belum masuk, saya kan masih baru, baru dua minggu jadi belum tahu," ucapnya.
Saat ditanya pembangunan 18 toilet itu, Alpendi mengatakan sudah ada yang rampung dan juga belum. "Katanya ada yang jadi, ada yang belum," ujarnya. (JP)