"Saya pikir ini cukup relevan untuk mendorong peningkatan pelayanan masyarakat sehingga berpengaruh pada penjualan listrik dan pendapatan perusahaan," kata Abra, Kamis (5/5/2023).
Ia pun menilai capaian kinerja keuangan cukup impresif karena berhasil dilakukan oleh perseroan di tengah tekanan ekonomi global. Sebab, berbagai perusahaan harus melewati tantangan yang cukup berat, seperti kenaikan harga minyak dan batu bara serta tingginya angka inflasi dan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengatakan, proses bisnis di layanan pelanggan PLN dulu sangat kompleks, berbelit, terfragmentasi dan semua dilakukan secara manual. Sistem lama ini membuat layanan menjadi lambat, tak tercatat dengan baik dan tak terukur.
Pelanggan juga tidak bisa melakukan komunikasi langsung dengan PLN. Melalui transformasi, PLN meringkas, menyederhanakan dan mendigitalisasi proses bisnis layanan. Hasilnya, semua proses bisnis mampu dipantau secara real time.
Melalui inovasi digital pelayanan yang sebelumnya banyak dikeluhkan oleh pelanggan ini, PLN mampu memangkas response time dalam memberikan layanan penanganan gangguan kepada pelanggan dari rata-rata 56 menit pada 2021 menjadi 24 menit pada 2022.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
“PLN Mobile bukan sekedar aplikasi saja, kini menjadi one stop services kebutuhan masyarakat mulai dari layanan kelistrikan, layanan kendaraan listrik, hingga layanan internet," kata Darmawan.
Ia mencatat, dalam waktu dua tahun, PLN Mobile kini telah diunduh oleh lebih dari 39 juta pengguna, dengan skor rating mencapai 4,9. [ss]