Didi menjelaskan, dengan adanya nota kesepahaman ini, nantinya ketiga perusahaan akan bekerja sama mengembangkan usaha di bidang pengerukan dan tug assist. Ia melihat kolaborasi ini penting karena bisnis pelayaran merupakan bisnis yang terintegrasi. Sehingga membutuhkan kolaborasi antar BUMN untuk memaksimalkan potensinya.
“Sumber daya kolektif nanti akan kita konsolidasikan, kita kerja bersama, dan harapannya bisa dikembangkan bisnisnya. Tinggal infrastrukturnya dibikin andal. Jangan sampai mengecewakan konsumennya,” jelas Didi.
Baca Juga:
Era Energi Terbarukan, ALPERKLINAS: Transisi Energi Harus Didukung Semua Pihak
Didi menilai kerja sama ini sebagai langkah awal yang penting. Selanjutnya akan dibentuk tim kerja sama yang berasal dari masing-masing pihak. Di mana tim ini akan memetakan potensi layanan serta melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait.
Direktur Investasi Pelindo Boy Robyanto menyambut baik MoU dengan PLN ini dan mendorong untuk segera dibentuk Perjanjian Kerja Sama (PKS). Sehingga upaya kedua belah pihak untuk meningkatkan kinerja perusahaan di bidang pengerukan dan tug assist bisa segera dioptimalkan.
“MoU ini saya yakin bisa segera ditingkatkan menjadi PKS. Kerja sama ini perlu dilanjutkan utamanya untuk optimalisasi pengurangan biaya logistik. Terutama untuk pelabuhan-pelabuhan di Indonesia Timur,” ujar Boy.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Ia menjelaskan Pelindo sedang fokus menyiapkan untuk support energi terbarukan. Dengan total 110 pelabuhan, Ia berharap kerja sama ini bisa mengoptimasi dalam suplai energi di pelabuhan.
PLN terus menjalin kolaborasi dengan BUMN untuk membangun kerja sama yang saling menguntungkan. Sehingga PLN mampu berkontribusi dalam upaya pemerintah untuk mengembangkan dunia pelayaran nasional. Karena itu, berbagai upaya perlu diselaraskan mulai dari sektor finansial, industri perkapalan maupun perdagangan untuk mendukung industri pelayaran nasional yang andal dan berdaya saing. [afs]