Presiden Jokowi juga berpesan agar kualitas produksi baja yang dihasilkan pabrik tersebut tidak kalah dengan kualitas produk impor.
"Agar bisa memenuhi kebutuhan dunia industri kita di negara kita dan saya yakin akan menjadi komoditas yang mampu bersaing di komoditas regional dan global," ungkap Presiden.
Baca Juga:
Mendag Kunjungi PT Krakatau Steel di Cilegon
Presiden pun meminta agar para menteri juga terus mendukung para pelaku industri baja dan besi.
"Mendukung BUMN kita agar menjadi profesional dan terus menguntungkan untuk mewujudkan klaster baja 10 juta ton di Cilegon ini yang ditargetkan terealisasi pada 2025," ujar Presiden Jokowi dikutip dari Antara.
Pabrik tersebut dibangun dengan investasi mencapai 521 juta dolar AS atau setara Rp 7,5 triliun dan mulai dibangun sejak 2016 konsorsium bersama SMS Group Jerman dan PT Krakatau Engineering.
Baca Juga:
Mendag Lepas Ekspor Baja 30 Ribu Metrik Ton ke Italia
Salah satu jenis produk yang menjadi keistimewaan pabrik baru ini adalah HRC untuk kebutuhan otomotif yaitu mampu menghasilkan ketebalan HRC dengan rentang 1,4 mm hingga 16 mm serta lebar mulai dari 600 mm hingga 1.650 mm.
Melalui pabrik HSM 2, kapasitas produksi HRC Krakatau Steel bertambah menjadi 3,9 juta ton per tahun sehingga dapat menekan impor HRC yang mencapai 0,9 - 1,9 juta ton per tahun, sedangkan kebutuhan baja HRC/plate nasional mencapai 4,8 - 5,3 juta ton per tahun. [Tio]