"Selain memantau melalui CCTV dan menara pantau PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), kami juga menerjunkan tim relawan lokal yang tinggal di pesisir untuk memantau kondisi. Bila eskalasi aktivitas gunung meningkat, relawan akan membantu pemerintah dan lembaga lainnya untuk mengarahkan masyarakat menuju jalur-jalur evakuasi menjauh dari kawasan bibir pantai," jelasnya.
Rahardiansyah pun mengimbau masyarakat untuk tidak panik namun tetap waspada.
Baca Juga:
Kepengurusan Gekrafs DPC Pandeglang Dikukuhkan untuk Majukan Ekonomi Kreatif
"Siagakan selalu tas yang sudah terisi kebutuhan darurat seperti alat P3K, senter, baju, jas hujan, peralatan mandi, dokumen penting serta kebutuhan makanan siap santap dalam satu tas siaga bencana. Taruh tas di dekat akses keluar rumah dan mudah terlihat," pesannya.
Selanjutnya, bagi warga pesisir, ia mengimbau untuk memperhatikan dengan jeli tinggi muka air laut.
"Bila terjadi penyusutan tiba-tiba dalam waktu singkat, segera evakuasi keluarga ke lokasi yang lebih tinggi dan jauhi bibir pantai. Sedapat mungkin bergerak menjauh hingga dipastikan aman," katanya.
Baca Juga:
Waluyo Kaget Proses Bedah Rumah dan Warung Miliknya dari Kemensos Hanya 1 Jam
Diketahui sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengingatkan potensi gelombang tinggi atau tsunami.
Hal ini menyikapi status aktivitas Gunung Anak Krakatau yang kini berada pada level 3 atau siaga.
Gunung yang berada di Selat Sunda itu kembali mengalami erupsi pada Minggu (24/4/2022).