Bahkan, destinasi wisata yang dikelola desa kini tumbuh dan berkembang, seperti wisata "Negeri di atas awan" Desa Citorek, wisata "Pantai Sawarna" Desa Sawarna, wisata "Pantai Bagedur" Desa Malingping Barat, wisata "Bukit Cicurahem" Desa Gunungkencana, wisata "Arung Jeram" Desa Lebak Gedong, dan wisata "Pemandian Air Panas" Desa Cipanas.
Begitu pula wisata buatan, di antaranya wisata "Permainan Air" Desa Cimenteng Jaya dan wisata budaya masyarakat Badui Desa Kanekes.
Baca Juga:
BMKG Prediksi Wilayah Banten Potensi Cuaca Ekstrem Sepekan Kedepan
"Semua wisata yang dikelola desa itu tergabung dalam usaha Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) setempat," katanya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lebak Imam Rismahayadin mengatakan pemerintah daerah mendorong sektor pariwisata dapat tumbuh dan berkembang, karena mampu menggulirkan pertumbuhan ekonomi masyarakat dan mampu mengatasi kemiskinan.
Saat ini, pemerintah daerah memfokuskan pada upaya peningkatan kunjungan wisatawan untuk mendongkrak pendapatan ekonomi masyarakat. "Dalam waktu dekat kami akan menyelenggarakan kegiatan tingkat nasional untuk menarik wisatawan," kata Imam.
Baca Juga:
Gempa M 5,5 di Banten Terasa Hingga Sukabumi
Sementara itu, Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Jaro Saija mengatakan pengunjung dari berbagai daerah di Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat memadati kawasan permukiman masyarakat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak untuk mengisi liburan akhir pekan.
Kunjungan wisatawan ke permukiman masyarakat Badui mulai ramai setelah pemerintah membolehkan kembali aktivitas ekonomi.
Kebanyakan wisatawan yang mengunjungi kawasan permukiman Badui menuju perkampungan Badui Dalam dengan berjalan kaki setapak dari Ciboleger hingga lima jam.