Penjelasan lain yang mungkin untuk rona putih pada paus adalah bahwa beberapa kulitnya telah terlepas saat tubuhnya membusuk. Hal ini dapat terjadi karena paparan sinar matahari dan hempasan ombak saat paus mati mengapung di permukaan.
“Kondisi ini dapat mengekspos kulit yang lebih terang di bawahnya. Namun, tampaknya kemungkinan besar ini adalah paus putih,” ujar Vanessa Pirotta, seorang ilmuwan satwa liar di Macquarie University, Australia, kepada ABC News.
Baca Juga:
BMKG Prediksi Wilayah Banten Potensi Cuaca Ekstrem Sepekan Kedepan
Ketika paus mati itu ditemukan, beberapa orang khawatir bahwa hewan itu adalah Migaloo, seekor bungkuk jantan albino yang menjadi terkenal di Australia setelah pertama kali terlihat di Queensland pada tahun 1991.
Tidak ada yang melihat Migaloo selama sekitar dua tahun, yang berarti dia mungkin telah mati. Namun, ukuran paus, jenis kelamin dan kurangnya albinisme telah mengesampingkan bahwa itu adalah Migaloo, memberikan beberapa harapan bahwa dia mungkin masih hidup.
Migaloo berarti "pria putih" dalam bahasa komunitas Aborigin yang tinggal di dekat tempat ditemukannya paus albino.
Baca Juga:
Gempa M 5,5 di Banten Terasa Hingga Sukabumi
Pada bulan April, bungkuk putih remaja lainnya terlihat berenang dengan lumba-lumba di New South Wales, dan gambar menunjukkan bahwa individu ini juga leucistic dan bukan albino.
Namun, tidak ada bukti bahwa paus ini sama dengan paus yang mati di pantai. Penyebab kematian puas putih ini masih misterius, dan kemungkinan besar sudah mati beberapa hari sebelum terdampar.
Penyebab kematian yang paling mungkin adalah akibat tertabrak kapal atau terbunuh oleh penyakit atau parasit.