"Yang kami tahu, itu adalah populasi hiu macan tersehat di dunia. Menurut saya, yang paling penting adalah kami tidak memiliki data dasar yang tersedia karena belum ada yang melakukan apa pun sejauh itu di sekitar pulau ini. Jadi, misi ini akan membantu kami memahami topografi atau Nekton dapat membantu kami memahami sedikit mengapa hiu-hiu itu ada di sini, mengapa hiu berada di sekitar sini, dan mereka bukan hanya hiu macan tetapi juga begitu banyak jenis hiu yang berbeda," jelasnya.
Sementara, ilmuwan Nekton dan komunitas sekolah selam sangat ingin mengetahui lebih banyak informasi tentang hiu-hiu itu, banyak nelayan lokal justru memandang hiu macan dengan cara yang sangat berbeda.
Baca Juga:
BMKG Prediksi Wilayah Banten Potensi Cuaca Ekstrem Sepekan Kedepan
Nelayan menganggap hiu sebagai ancaman, pencuri tangkapan mereka. Seorang nelayan mengungkapkan, "Hiu adalah pengganggu terbesar yang kami hadapi."
Tetapi dengan meningkatnya pariwisata hiu sebagai bagian dari perekonomian pulau itu, apa yang dirasakan pelancong mungkin bertentangan dengan pendapat para nelayan.
Pemandu hiu Hamna Hussain menyimpulkan apa yang dirasakan kelompok yang baru saja ia dampingi menyelam untuk melihat predator-predator itu.
Baca Juga:
Gempa M 5,5 di Banten Terasa Hingga Sukabumi
"Luar biasa. Itu penyelaman yang luar biasa. Sangat bagus. Hiu-hiunya luar biasa," jelasnya.
Tim ilmuwan Nekton, yang mencakup 10 aquanaut dari Maladewa, akan bekerja di perairan Maladewa mulai 4 September hingga 7 Oktober.[mga]