"Saya sangat senang pemerintah memperhatikan kami. Saya berharap pemerintah akan membuka lebih banyak pantai untuk semua penyandang disabilitas di seluruh negeri," kata Khaled.
Abdul-Rahman Khamis, seorang anak tunanetra berusia 10 tahun, baru pertama kali berenang dalam tiga tahun, karena keselamatan penyandang disabilitas di sebagian besar pantai umum tidak dijamin.
Baca Juga:
BMKG Prediksi Wilayah Banten Potensi Cuaca Ekstrem Sepekan Kedepan
"Saya sangat senang bahwa area pantai ini diperuntukkan bagi orang-orang dengan gangguan penglihatan. Itu membuat ayah saya berubah pikiran dan membawa saya ke sini untuk berenang," kata Khamis kepada Xinhua saat ia berenang bersama anak-anak lain, seraya menambahkan bahwa ia akan bertanya kepada ayahnya untuk membawanya ke sana setiap minggu.
"Saya suka laut dan berenang... Saya merasa sangat bebas ketika tubuh saya menyentuh air," tambahnya.
Menurut estimasi Kementerian Kesehatan RI, jumlah tunanetra di Indonesia adalah 1,5 % dari seluruh penduduk.
Baca Juga:
Gempa M 5,5 di Banten Terasa Hingga Sukabumi
Dikutip Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni), jika saat ini penduduk Indonesia berjumlah 250 juta, berarti, sekurang-kurangnya saat ini ada 3,750,000 tunanetra, baik kategori buta maupun lemah penglihatan.
Ini bukan jumlah yang sedikit. Menurut sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk usia sekolah adalah 40 % dari keseluruhan jumlah penduduk.
Ini berarti, 40 % dari 3,750,000 tunanetra di Indonesia adalah tunanetra usia sekolah 6 – 18 tahun.[mga]