WahanaNews-Banten | Enam kecamatan di Kota Tangerang, Provinsi Banten, dikepung banjir pada Selasa (5/4/22).
Peristiwa ini menyebabkan 445 rumah terendam. Tidak ada warga yang menjadi korban atau pun mengungsi sementara. Kini, banjir mulai surut.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari mengatakan 445 KK yang menempati 445 rumah itu terdampak banjir.
“Tidak ada kerusakan sedang hingga berat akibat insiden ini,” ucap Abdul melalui keterangan tertulis, Rabu (5/4).
Sejumlah wilayah yang terdampak banjir yaitu Kelurahan Sangiang (Kecamatan Priuk), Cikokol (Tangerang), Cibodas, Cibodas Baru dan Gembor (Cibodas), Pasir Jaya (Jatiuwung), Panunggangan Utara (Pinang), dan Cimone (Karawaci).
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang masih melakukan upaya penanganan darurat di lapangan, di antaranya penyedotan genangan di Jalan Raya dan sekitaran flyover Tiptop, Taman Cibodas. Kemarin, penyedotan dilakukan di wilayah Panunggangan Utara, Pinang dan kompleks BMR.
Penanganan darurat banjir di wilayah Kota Tangerang dilakukan oleh petugas BPBD yang dibantu TNI, Polri, organisasi perangkat daerah lainnya, relawan dan warga. Selain langkah penyedotan, petugas menyiagakan perahu karet dan monitoring kondisi banjir di lapangan.
Banjir di Kota Tangerang terjadi setelah hujan lebat. Menurut BPBD setempat, hujan intensitas tinggi mengakibatkan debit air Sungai Sabi meluap sekitar pukul 15.30 WIB. Tinggi muka air saat banjir berkisar 30 hingga 100 cm.
Banjir juga menggenangi wilayah Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat, pada Selasa (5/4), pukul 17.00 WIB. Dua wilayah di Kecamatan Cibitung terdampak, yaitu Kelurahan Wanasari dan Desa Wanajaya.
BPBD Kabupaten Bekasi melaporkan warga terdampak dan dampak material masih dalam proses pendataan. Tidak ada laporan korban jiwa atau luka-luka akibat peristiwa tersebut.
Petugas BPBD dibantu TNI, Polri, aparat desa dan kecamatan serta Palang Merah Indonesia melakukan pemantauan dan patroli di lapangan. Mereka bersiaga dengan perlengkapan seperti perahu karet untuk mengevakuasi warga terdampak. [afs]