Banten.WahanaNews.co, Lebak - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan empat daerah di Banten berpotensi dilanda hujan lebat dan angin kencang disertai petir atau kilat, Sabtu (20/01/24).
Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Kelas I Serang Tatang Rusmana di Serang, Sabtu, mengatakan empat daerah di Banten itu, Kabupaten Lebak, Pandeglang, Serang, dan Kota Cilegon.
Baca Juga:
BMKG Beri Peringatan ke Sejumlah Wilayah, La Nina Mulai Menggeliat
Cuaca buruk tersebut berpeluang terjadi pada sore hari dan dapat menimbulkan bencana alam, seperti banjir, pohon roboh, longsor, tanah bergerak, dan gelombang tinggi.
Wilayah Kabupaten Tangerang, Kota Serang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan relatif aman dari hujan lebat disertai angin kencang dan petir.
Namun, pada siang hari sejumlah daerah di Banten berpotensi hujan intensitas ringan dan sedang pada siang hari, yakni Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Kota Serang dan Kota Tangerang.
Baca Juga:
BMKG Hang Nadim: Kota Batam Berpotensi Hujan Sepanjang Hari Ini
Kota Cilegon, Kota Tangerang Selatan, dan Kabupaten Tangerang pada siang hari berawan-cerah.
Suhu udara rata-rata 24-33 derajat Celsius dan tingkat kelembapan 60-90 persen, tiupan angin bergerak dari arah barat daya hingga barat dengan kecepatan 5-30 kilometer per jam.
BMKG juga mengeluarkan peringatan dini waspada kepada pelaku pelayaran, khususnya perahu nelayan dan kapal tongkang yang melintasi perairan selatan Banten dan Samudera Hindia.
Tinggi gelombang di perairan selatan Banten itu berkisar 1,25-2,5 meter (sedang) dan tinggi gelombang Samudera Hindia antara 2,5-4 meter (tinggi).
Untuk penyeberangan Merak, Banten-Bakauheni Lampung yang melintasi perairan Selat Sunda bagian utara tetap waspada karena tinggi gelombang di perairan itu mencapai 2.500 meter (sedang).
Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak bahwa ruas jalan yang menghubungkan Kabupaten Lebak melalui jalur Cipanas, Citorek, hingga Warung Banten menuju Sukabumi terjadi longsor dan pohon roboh.
[Redaktur: Sutrisno Simorangkir]