WahanaNews Jabar-Banten | Ada kejadian unik saat Sekolah Menengah Atas (SMA) negeri dan swasta di Provinsi Banten memberlakukan pembelajaran tatap muka (PTM) padsa Senin (06/09/3021).
Kepala SMAN 1 Kota Serang, Mohamad Najih mengatakan, ada kejadian unik saat hari pertama PTM setelah lebih dari setahun sekolah tersebut menggelar pembelajaran jarak jauh atau daring.
Baca Juga:
5 Siswa Terpapar Covid-19, PTM di Lampung Dihentikan
Hal unik yang dia maksud adalah para siswa tidak mengenal lingkungan sekolahnya sendiri.
"Toilet saja gak tahu. Tadi juga ada yang nanya pak toilet dimana? Karena baru pertama masuk sini kan," kata Najih kepada wartawan.
Dia menjelaskan, karena yang masuk hari ini seluruhnya kelas 10, merupakan siswa baru yang belum pernah masuk sama sekali sehingga banyak guru dilibatkan untuk menuntun ke ruang kelas.
Baca Juga:
Omicron Mengintai, Pemkot Depok Tetap Lakukan PTM Terbatas 100% Mulai Besok
"Belum tahu lingkungan sekolah sehingga kita siapkan pembantu guru untuk membawa anak ke setiap kelas kalau ada yang tidak tahu kelasnya," tuturnya.
Pada PTM terbatas kali ini, SMA 1 Kota Serang itu menerapkan belajar tatap muka rolling per angkatan. Masing-masing angkatan kelas diberi waktu satu minggu menggelar PTM.
"Yang masuk hari ini 100 persen per angkatan. Sekarang kelas 10 sampe hari Jumat, minggu besok kelas 11, minggu depan lagi kelas 12," katanya.
Kendati demikian, pihak sekolah tetap mempersilahkan siswa untuk tetap menggelar belajar daring bagi siswa yang tidak mendapat izin untuk PTM oleh orang tua.
"Begitupun mereka kelas 11 dan 12 juga tetap belajar tapi melalui daring," katanya
Ditempat yang sama Gubernur Banten Wahidin Halim mengklaim, kegiatan PTM hari pertama di Banten berjalan dengan lancar. Setiap sekolah menerapkan protokol kesehatan dengan skema 50 persen dari total jumlah keseluruhan siswa.
Mantan Wali Kota Tangerang itu pun memaklumi jika ada orangtua yang belum mengizinkan anaknya untuk mengikuti PTM.
"Kekhawatirkan wajar-wajar saja mereka mempertimbangkan tatap muka tergantung sekolah meyakinkan orangtua," katanya.
Untuk mengantisipasi terjadi hal yang tidak diinginkan, Pemprov Banten melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan akan menggelar evaluasi PTM per satu minggu."Kita tunggu perkembangan minggu depan ada gak resiko setelah PTM. Kita lihat kasus perkasus, kalau ada terpapar apakah lingkungan sosial atau dari sekolah," katanya. (Tio)