"Terkait pembangunan ini, kami harus objektif dan bicara dengan konsultan perencana juga. Kebetulan kami belum cek lokasinya, nanti kami akan agendakan cek lokasi sekaligus turun ke lapangan sama pihak dinasnya," kata Habibi saat dihubungi untuk konfirmasi.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbuk) Pandeglang Taufik Hidayat menjelaskan anggaran Rp 104 juta tersebut keluar setelah melalui proses konsultasi dengan pihak konsultan perencana.
Baca Juga:
Buka Ajang O2SN, Ini Harapan Sekda Rohil untuk Calon Atlet
"Jadi kan begini, di setiap pembangunan itu akan diawali dengan proses perencanaan. Disdik lalu menunjuk konsultan perencana karena kami memang tidak ahli dalam hal itu. Maka, munculah SD A, B dan C yang memang menjadi prioritas pembangunan termasuk di dalamnya kaitan dengan anggaran yang akan digunakan," katanya di Pandeglang, Banten, Senin (23/8/2021).
Saat ditanya terkait anggaran pembangunan toilet yang kemahalan, ia menyatakan, Disdik tak bisa memiliki patokan besaran dana untuk pembangunan di sekolah karena memang semuanya diusulkan oleh konsultan perencana.
"Kalau umpama saya sebagai pengguna anggaran, tidak bisa saya menyatakan itu kebesaran atau kekecilan. Karena yang paling tahu persis tentang uang untuk dipakai apa dengan biaya berapa itu adalah konsultan perencana," jelasnya.
Baca Juga:
Di Hardiknas, Kadisdik Samosir : Gugus Sekolah Wadah Pemberdayaan Guru Secara Kelompok
"Ketika dibuat oleh konsultan perencana, ya kita setujui dong. Kita patokannya berdasarkan kepercayaan terhadap konsultan perencana, begitu mekanismenya," tambahnya.
Terlepas dari kritik toilet seharga Rp 104 juta, Taufik menyatakan bahwa pembangunan ini dilakukan salah satunya untuk mendukung proses pembelajaran tatap muka di tengah pandemi Covid-19. Ia pun tak menampik masih banyak sekolah di Pandeglang yang belum memiliki sarana MCK yang memadai.
"Iyah benar. Karena memang idealnya sekolah di kita harus ada sarana-sarana tersebut," pungkasnya. (Tio/ern)