Mereka sistem kedaulatan pangannya dari hasil panen padi huma dan padi sawah dengan masa panen ada yang enam bulan, ada juga yang tiga bulan.
Setelah panen masyarakat setempat menggelar acara seren taun untuk mengungkap rasa syukur atas diberikan limpahan panen yang melimpah.
Baca Juga:
Kemendes PDTT Salurkan BLT-DD Rp15,23 Miliar ke 190 Desa di Kubar
"Hasil panen itu semua ikatan gabah dimasukan kedalam leuit sebagai bahan pangan keluarga," katanya.
Tetua Kasepuhan Cisungsang Kecamatan Cibeber Kabupaten Lebak Noci mengatakan, masyarakat di sini yang tersebar di sembilan desa hingga kini belum pernah terjadi krisis pangan, karena hasil panen selalu melimpah dan tidak diperjualbelikan.
Persediaan hasil panen selalu terpenuhi dengan penduduk sekitar 9.000 kepala keluarga (KK), dan rata-rata satu KK memiliki dua leuit.
Baca Juga:
KPPN Kotabaru Salurkan Dana Desa Tahap II di Tanah Bumbu Kalsel
Masyarakat adat itu membangun leuit yang biasanya didirikan di belakang rumah, karena lokasinya dekat dengan dapur dan mudah untuk mengambilnya.
Bahkan, padi dalam leuit itu terdapat hasil panen 30 tahun lalu.
Persediaan pangan gabah padi dapat memenuhi konsumsi keluarga juga untuk menggelar pernikahan, sunatan, maupun pesta adat.