Banten.WahanaNews.co, Cilegon - Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon, Banten, telah membuka dapur umum untuk membantu warga yang terdampak asap kebakaran di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Bagendung.
"Pelaksanaan dapur umum ini karena adanya instruksi dari Dinas Sosial perihal layanan dapur umum bagi masyarakat terdampak asap dari kebakaran yang terjadi di TPSA Bagendung," kata Anggota Tagana Kota Cilegon Nakidin di Cilegon, Jumat (20/9/2024).
Baca Juga:
Pemkot Cilegon Apresiasi PLN Olah Sampah Jadi Biomassa
Ia mengatakan saat ini mobil dapur umum berada di lapangan kantor Kelurahan Bagendung yang telah didirikan sejak Kamis (19/9/2024) malam. Pembukaan posko itu diperkirakan selama tiga hari ke depan.
"Estimasinya tiga hari untuk pembukaan posko dapur umum ini. Tapi kan nanti kita lihat juga kondisi ke depannya, kami berharapnya ya secepatnya TPSA pulih kembali, masyarakat juga bisa beraktivitas seperti biasanya," katanya.
Terkait dengan layanan makanan, ia mengatakan setiap hari menyediakan 1.000 porsi, dengan menu yang berbeda untuk dua kali makan, pagi dan sore.
Baca Juga:
Pemkot Cilegon Apresiasi PLN Ubah Sampah Jadi Biomassa serta Tingkatkan Ekonomi Rakyat
Pihaknya berharap, bantuan ini dapat bermanfaat dan meringankan beban masyarakat yang saat ini terdampak peristiwa itu serta semua relawan yang di lapangan juga diberikan layanan kesehatan.
"Seluruh wilayah yang ada di Kelurahan Bagendung ini terdampak. Yang parah itu di wilayah terdekat TPSA di antaranya RT 08/RW 04 Larangan, RT 09/RW 04 Sambi Buhut, RT 10/RW 05 Lebak Gebang," katanya.
Ia mengatakan sejauh ini belum ada warga yang memilih untuk mengungsi. Kebanyakan dari mereka memilih untuk bertahan di rumah masing-masing.
"Untuk yang ngungsi belum ada, biasa warga kalau ke posko itu pada saat asap kebakaran terasa tebal. Itu biasanya pagi hari sama malam Karena kan itu gimana anginnya ya. Kalau udah normal lagi pada pulang lagi ke rumahnya masing-masing," katanya.
Berdasarkan pantauan di lokasi TPSA Bagendung, petugas damkar nampak masih berjibaku untuk memadamkan api dengan menurunkan lima armada serta tiga alat berat.
[Redaktur: Sutrisno Simorangkir]