Banten. WahanaNews.co - PT Pupuk Indonesia (Persero) menandatangani Joint Development Study Agreement (JDSA) atau perjanjian studi pengembangan bersama dengan PT PLN (Persero) untuk mengembangkan ekosistem green hydrogen dan green ammonia terintegrasi di kawasan industri PT Pupuk Kujang.
Penandatanganan kerja sama dilakukan di sela rangkaian COP28 di Dubai, UEA, Minggu (3/12) sebagai bentuk implementasi prinsip Enviromental, Social, and Governance (ESG) di perseroan.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
“Kerja sama ini dilakukan dalam rangka mengembangkan energi bersih di Indonesia melalui pengembangan green ammonia menggunakan existing facility Pupuk Indonesia. Kami berharap joint study ini akan mendorong Indonesia menjadi pelopor pengembangan solusi energi hijau dan mencapai target net zero emission di 2060,” kata Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi lewat keterangan di Jakarta, Senin.
Kerja sama tersebut, lanjut Rahmad, adalah upaya untuk memperluas kerja sama pengembangan ekosistem green hydrogen dan green ammonia di Indonesia.
Sebelumnya, Pupuk Indonesia bersama PLN juga berkolaborasi untuk pengembangan Green Industrial Cluster di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Iskandar Muda Industrial Area (IMIA) di Lhokseumawe Aceh, serta pengembangan green hydrogen dan green ammonia pada kawasan industri Petrokimia Gresik di Jawa Timur.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Menurut Rahmad, pengembangan ekosistem industri hijau atau tanpa emisi karbon itu selain merupakan implementasi prinsip ESG, juga sebagai langkah nyata yang sejalan dengan peta jalan (roadmap) dekbarbonisasi untuk mendukung target pencapaian nol emisi karbon pemerintah Indonesia pada tahun 2060.
Ia mengungkapkan arah pengembangan perusahaan ke depan adalah menjadi industri pupuk dan petrokimia global yang terintegrasi. Dengan kapasitas produksi amonia Pupuk Indonesia grup sekitar tujuh juta ton per tahun, perusahaan berpotensi besar menjadi pemain utama pada industri ini.
“Pupuk Indonesia berpotensi besar menjadi global player pada industri green ammonia, terlebih dengan posisi strategis Indonesia yang dapat menjadi hub green hydrogen dan green ammonia,” imbuh Rahmad.