WahanaNews-Banten | Cuaca ekstrem adalah kondisi cuaca di mana pengamatan unsur-unsur cuaca yang teramati melebihi ambang batas tertentu. Umumnya kondisi ini dapat memicu sejumlah bencana hidrometeorologi, seperti hujan lebat hingga banjir. Jika air meninggi dan menyebabkan genangan, tentu bisa mengancam keselamatan dari bahaya sengatan listrik tegangan tinggi.
PT PLN (Persero) menghimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi sengatan listrik selama cuaca ekstrem berlangsung. Seperti diketahui, air merupakan konduktor listrik. Cara paling efektif untuk menghindarinya adalah dengan mematikan sumber utama arus listrik jika air sudah menggenangi isi rumah.
Baca Juga:
Mudahkan Pelanggan Bayar Listrik, PLN Mobile Jalin Kolaborasi dengan MotionPay
“Apabila air sudah memasuki rumah, masyarakat segera mematikan listrik dari Miniature Circuit Breaker untuk menghindari bahaya tersengat listrik karena air merupakan konduktor listrik,” ungkap Executive Vice President Komunikasi Korporat dan TJSL PLN, Gregorius Adi Trianto, dikutip dari situs resmi PLN, Selasa, 4 Oktober 2022.
Selain itu, masyarakat perlu meletakkan segala peralatan elektronik ke tempat yang lebih aman dan tidak bisa dijangkau oleh air. Namun, apabila cara-cara tersebut ternyata tidak mengatasi ancaman keselamatan dari serangan listrik akibat cuaca ekstrem, masyarakat bisa meminta penghentian pasokan tenaga listrik sementara ke pihak PLN. Bisa dilakukan melalui Fitur Pengaduan di aplikasi PLN Mobile.
Sebagai informasi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mencatat potensi hujan lebat di sejumlah wilayah Indonesia dalam beberapa hari terakhir. Sebagian mengakibatkan bencana banjir. Misalnya, pada Kamis lalu, hujan di kawasan Jakarta Selatan yang terbilang ekstrem hingga memicu genangan air di beberapa titik.
Baca Juga:
Mudahkan Pelanggan Bayar Listrik, PLN Mobile Jalin Kolaborasi dengan MotionPay
Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin, mengatakan potensi hujan lebat dan angin kencang disertai kilat kemungkinan terjadi di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Hal ini terjadi lantaran Indonesia pada Oktober ini berada pada masa peralihan musim dari kemarau ke hujan.
Pihak BMKG melalui peringatan dini cuaca mengimbau masyarakat agar senantiasa waspada terhadap kondisi cuaca ekstrem. Masyarakat perlu menyiapkan kondisi lingkungan dalam menghadapi peningkatan curah hujan. “Kami telah mengimbau pemerintah pusat dan daerah agar lebih mengintensifkan komunikasi antarpihak untuk antisipasi bencana hidrometeorologi,” kata Miming. [afs]