"Perlahan-lahan aksara ini mulai terpinggirkan lalu diganti oleh aksara Latin yang kita pakai," katanya.
Terpisah, H. Makky, pengurus Kesultanan Banten mengaku miris melihat kondisi upaya pelestarian aksara pegon di Provinsi Banten. Padahal, Kesultanan Banten kala itu mengunakan aksara ini dalam literasi resmi mereka.
Baca Juga:
Kecelakaan Balon Udara di Turki Lukai 19 Wisatawan Indonesia, Satu Pilot Tewas
"Harapan saya sangat ingin pemerintah ikut campur fokus terhadap pegon dan memfasilitasi orang-orang yang berjuang agar Arab pegon ini diakui Unesco," katanya. [Tio]