Pada masa penjajahan Belanda dan saat Sultan Ageng Tirtayasa berkuasa pada tahun 1651, ia banyak melakukan perlawanan terhadap Belanda dibawah kepemimpinannya.
Saat itu VOC melakukan kecurangan yang mengakibatkan masyarakat Kesultanan Banten menderita. VOC melakukan perjanjian monopoli perdagangan.
Baca Juga:
Pemimpin Kota Sibolga Membimbing Pegawai Menuju Sukses
Dengan tegas, Sultan Ageng Tirtayasa menolak perjanjian tersebut. Tujuan Tirtayasa untuk mewujudkan Banten sebagai kerajaan Islam terbesar di Indonesia.
Tirtayasa membuka sawah serta irigasi dengan tujuan menyejahterakan rakyat dan juga mengangkat Syekh Yusuf sebagai mufti serta penasehat Sultan.
Pada tahun 1656, Sultan Ageng Tirtayasa melakukan perlawanan terhadap VOC, dengan menyabotase dan merusak kebun serta pabrik yang berkaitan dengan VOC.
Baca Juga:
Menteri PPPA Buka Acara PIARA GBKP di Sibolangit: Anak-Anak Calon Pemimpin Masa Depan Bangsa
Disisi lain, mereka juga menyerang kampung yang digunakan sebagai markas Belanda. Dari penyerangan tersebut, Kesultanan Banten berhasil menguasai beberapa pos yang tadinya dimiliki oleh Belanda.
Perjalanan hingga Akhir Hayat Sultan Ageng Tirtayasa
Sultan Haji yang merupakan putra dari Sultan Ageng Tirtayasa, memiliki pendapat yang berbeda dari sang ayah.