WahanaNews-Banten | Perusahaan yang mengelola tenaga kelistrikan di Indonesia yakni PLN, semakin gencar dalam menggarap sejumlah pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) di sejumlah wilayah. Salah satu proyek PLT yang dimaksud adalah Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/Angin (PLTB) di Banten.
Jika sebelumnya PLTB diketahui baru banyak terbangun di wilayah Indonesia bagian timur seperti Sulawesi, kini kabar baiknya salah satu upaya untuk mewujudkan transisi energi bersih tersebut akan dibangun di Pulau Jawa, tepatnya di kawasan Banten.
Baca Juga:
Darmawan Prasodjo Sebut Pembangkit Listrik Tenaga Angin Bisa Dibangun di Pantura
Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN menjelaskan jika pihaknya sudah selesai menyelesaikan tahap Pra-Studi Kelayakan atau Pra-Feasibility Study pada tahun 2020 lalu. Dari studi tersebut, diperoleh keputusan jika akan dibangun PLTB yang berlokasi di Banten, tepatnya kawasan Pandeglang dan memiliki kapasitas sekitar 200 MW.
Didsebutkan juga bahwa potensi angin yang dapat dikelola di wilayah tersebut diperkirakan dapat mencapai 300 MW. Jika berjalan sesuai rencana, fasilitas tersebut ditargetkan akan beroperasi secara penuh pada tahun 2025 mendatang.
"Kami sudah menyelesaikan Pra-FS pada 2020 kemarin. Ini merupakan salah satu pilot project pembangunan PLTB pertama di Jawa-Bali sehingga proyek ini sangat penting," ujar Darmawan, dalam keterangan resmi.
Baca Juga:
PLN Grup Bawa Komitmen Investasi Kelistrikan dari Indonesia-China Business Forum
Tidak mengembangkannya sendiri, dalam pembangunan PLTB di Banten kali ini PLN diketahui menggandeng dan bekerja sama dengan perusahaan atau Badan Pembangunan Prancis (French Development Agency/Agence Française de Développement) atau AFD.
Bukan pertama kali bermitra, AFD sendiri diketahui kerap bekerja sama dengan Indonesia dalam mendorong terciptanya energi bersih dan pengurangan emisi karbon di tanah air. AFD akan membantu dalam bentuk penyediaan bantuan teknis berupa studi kelayakan, dan pengembangan kapasitas PLN untuk teknologi yang relatif baru.
Remy Rioux, selaku Direktur Jenderal AFD pada saat penandatanganan kesepakatan dukungan yang berlangsung pada hari Rabu (16/3/2022) mengungkap, jika dukungan yang diberikan akan mencakup berbagai aspek mulai dari mitigasi potensi risiko lingkungan, sosial, dan teknis menggunakan metode praktik terbaik.