Tradisi ini sangat penting sehingga perjalanan saat Tahun Baru Imlek setiap tahun disebut-sebut sebagai 'migrasi manusia terbesar di dunia', setidaknya sampai sebelum pandemi Covid-19.
Menyiapkan dekorasi berwarna merah dan hiasan khas Imlek
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Dekorasi merah yang meriah menghiasi setiap jalan, etalase, dan rumah, menandakan Tahun Baru Imlek sudah dekat.
Diasosiasikan dengan kekayaan dan keberuntungan, dekorasi merah digantung untuk mengusir Nian, monster mirip singa yang takut dengan warna merah, menurut mitologi Tahun Baru Imlek.
Di beberapa daerah di China, hari liburnya disebut juga sebagai Festival Musim Semi, dengan rangkaian bunga cerah dan pohon buah-buahan yang menerangi rumah dan jalan.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Sementara di Korea, ada dekorasi burung bangau yang melambangkan umur panjang, dan burung murai yang melambangkan keberuntungan.
Menggantung gambar Dewa-dewa di Pintu
Dikenal sebagai mén shén dan berasal dari Dinasti Tang, Dewa Pintu adalah penjaga pintu masuk dan merupakan beberapa dewa paling populer bagi orang Tiongkok kuno.
