WahanaNews-Banten | Percepatan penurunan stunting di Provinsi Banten menghasilkan kabar menggembirakan. Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2021 prevalensi stunting di Banten sebesar 24,5 persen. Kemudian di tahun 2022, prevalensi stunting turun menjadi 20 persen.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Muhadjir Effendy mengatakan, penurunan stunting dan kemiskinan di Provinsi Banten sudah sangat baik. Khususnya di Kota Tangerang Selatan, Tangerang, Cilegon, Serang, dan Kabupaten Serang.
Baca Juga:
Momen Mengharukan di Banten, Siswi SD Pilih Bawa Pulang Makanan Bergizi untuk Ibu di Rumah
"Di 5 Kabupaten/kota yang presentasi baik dalam hal stunting maupun kemiskinan ekstrem cukup menggembirakan penanganannya," katanya saat 'Roadshow Daring Percepatan Penurunan Stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem di Kabupaten/Kota di Povinsi Banten, yang diikuti oleh Kota Tangerang Selatan, Tangerang, Cilegon, Serang, dan Kabupaten Serang' baru-baru ini.
Salah satu contoh penurunan stunting baik, yakni di Kota Tangerang Selatan yang menjadi salah satu daerah yang mengalami penurunan stunting yang signifikan di Provinsi Banten. Dari data SSGI tahun 2021, prevalensi stunting Tangerang Selatan sebesar 19,9 persen.
Pada tahun 2022, prevalensi stunting turun drastis menjadi 9 persen. Meskipun penurunan stunting sudah bagus, pemerintah daerah diminta tetap mempercepat dan mengoptimalkan target yang dicapai.
Baca Juga:
Demi Rafathar, Raffi Ahmad Terbang Pakai Helikopter untuk Hadiri Acara Sekolah
"Sehingga kita harapkan Provinsi Banten, khususnya di 5 kabupaten/kota ini bisa menjadi model menjadi eksemplar dalam menuntaskan stunting dan kemiskinan ekstrem dan penanggulangan pengurangan stunting," lanjut Muhadjir.
Faskes dan Alat Kesehatan Memadai
Kota Tangerang Selatan menjadi salah satu daerah yang mengalami penurunan stunting yang signifikan di Provinsi Banten. Berdasarkan data SSGI, tahun 2022, prevalensi stunting turun drastis menjadi 9 persen.