Banten.WahanaNews.co, Tangerang - Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) di Tangerang, bersama dengan Tim Komite Nasional Keamanan Penerbangan (KNKP), menggelar latihan penanggulangan keadaan darurat dan keamanan di bandar udara (Airport Contingency Exercise) dalam skala besar pada Kamis (29/2/2024).
Kegiatan penanggulangan keadaan darurat keamanan bandar udara ini, merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh seluruh badan usaha bandar udara di seluruh dunia.
Baca Juga:
Polresta Bandara Soetta Ungkap Kasus Penipuan Tukar Kartu ATM Rp168 Juta
Pada sesi simulasi Airport Contingency Exercise kali ini, otoritas Bandara Soetta memiliki skenario pembajakan (hijack) pesawat udara (in flight) dengan sandi latihan "Operasi Elang".
Executive General Manager KCU Bandara Soekarno-Hatta, juga selaku Ketua Komite Keamanan Bandar Udara (KKBU) Dwi Ananda Wicaksana di Tangerang, Kamis mengatakan bahwa tujuan Airport Contingency Exercise ini untuk mempraktikkan penanganan penanggulangan keadaan darurat keamanan (contingency) sesuai dokumen rencana Airport Contingency Plan/ACP Bandar Soetta.
"Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi komite keamanan bandara, karena merupakan kali pertama terselenggarakan secara bersama (KNKP). Selain itu, latihan ini diharapkan dapat menjawab bagaimana alur komando, komunikasi dan koordinasi dapat dilaksanakan bersamaan antara tingkat nasional dan bandara," katanya.
Baca Juga:
Mobil Pakai Pelat Dinas Palsu Melintas di Bandara Soetta, Ditindak Puspom TNI
Ia mengungkapkan, dalam pelaksanaan kegiatan latihan kedaruratan ini melibatkan sebanyak 250 personel gabungan yang terdiri dari personel Aviation Security sebanyak 49 personel, Sat Bravo 37 personel, Gegana 9 personel, Polres 25 personel, BKO TNI 12 personel, BBKK 8 personel, ARFF 25 personelnya, Ground handlingnya 10 personel, Garuda 10 personel, ACS 5 personel, Bulsi 50 personel dan Crew 10 personel.
"Latihan ini dilakukan untuk mengidentifikasi kelemahan, mengidentifikasi kekurangan dan kebutuhan, memperkenalkan modifikasi yang diperlukan dan memastikan keandalan operasional semua peralatan," ujarnya.
Ia pun berharap, setelah latihan ini dilaksanakan dapat mengevaluasi langkah-langkah keamanan dan prosedur yang termuat dalam Airport Contingency Plan bandar udara dalam rangka memperbaiki kelemahan yang terjadi.
"Kita harapkan pada pelaksanaan latihan ini dapat mengetahui apa yang menjadi kekurangan kita dan bisa langsung dievaluasi untuk menciptakan keamanan yang lebih baik lagi," kata dia.
Diketahui, dalam skenarionya Airport Contingency Exercise melakukan simulasi pembajakan Pesawat Garuda Indonesia (GA1234) Rute DPS-KNO yang membawa 17 crew, dengan total penumpang 50 orang.
Pelaku pembajakan mengaku memiliki rangkaian Alat Peledak Improvisasi (Improvised Explosive Device/IED) yang melekat ditubuhnya, dengan alat pengendali digenggam. Pelaku pembajakan juga menuntut agar pimpinan mereka yang ditahan di Lapas kelas II Serang, Banten dibebaskan dan meminta uang tebusan sejumlah 1juta USD.
Pelaku memaksa pesawat untuk mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jika tuntutannya tidak dipenuhi maka pesawat akan diledakkan.
EGM Bandara Soekarno-Hatta selaku ketua Komite Keamanan bandar Udara dan juga penanggung jawab mengaktifkan EOC (Emergency Operating Centre) dan menyerahkan komando penanggulangan kepada Kapolres BSH untuk menindaklanjuti kejadian tersebut.
Tim penyelamatan dan pembebasan sandera dari Sat Bravo 90 Kopasgat, Tim Jihandak Gegana Polda Metro Jaya diturunkan untuk menindaklanjuti kejadian tersebut yang dibantu oleh jajaran Polresta BSH, Avsec dan seluruh tim Angkasa pura II.
Penanggulangan berhasil dilaksanakan, selanjutnya Kapolresta Bandara Soekarno-Hatta selaku komando penanggulangan menyatakan kondisi di lapangan sudah ditangani secara baik dan kegiatan operasional bisa dilanjutkan kembali.
Selanjutnya, pelaku yang berhasil dilumpuhkan diserahkan kepada tim Densus 88 POLRI untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut. Serta satu pelaku yang tewas dibawa oleh tim INAFIS Polri ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta.
Adapun IED yang berhasil dijinakkan selanjutnya di evakuasi menuju Disposal Area untuk ditindak lanjuti sesuai prosedur yang dimilik oleh Tim Gegana.
Secara keseluruhan operasi penyelamatan ini berhasil dilakukan oleh semua Tim yang berperan dalam membantu penyelamatan sandera tanpa adanya korban jiwa, baik dari semua penumpang, crew pesawat maupun tim yang ikut berperan dalam operasi ini.
[Redaktur: Sutrisno Simorangkir]